Wednesday, 27 June 2012

Anak Yang Cacat

Seorang Ibu sangat gembira ketika menerima telegram dari anaknya yang telah bertahun-tahun menghilang. Apalagi ia adalah anak satu-satunya. Maklumlah anak tersebut pergi ditugaskan perang ke Vietnam pada 4 tahun yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah menerima khabar lagi dari putera tunggalnya tersebut. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur dimedan perang. Anda boleh membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tersebut. Dalam telegram tersebut tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.

Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh anggota keluarga maupun rekan-rekan bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah Direkter Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.

Siang harinya si Ibu menerima telefon dari anaknya yang sudah berada di airport.

Si Anak: “Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?”

Ibu: “Oh sudah tentu, rumah kita cuma besar dan bilikpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan-segan bawalah!”

Si Anak: “Tetapi kawan saya adalah seorang cacat, kerana korban perang di Vietnam.”

Ibu: “……oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacat?” – nada suaranya sudah agak menurun

Si Anak: “Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!”

Si Ibu dengan nada agak terpaksa, kerana si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: “Asal hanya untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah..”

Si Anak: “…tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu wajahnya juga rusak.. begitu juga kulitnya, kerana sebagian besar hangus terbakar, maklumlah pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!”

Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: “Nak, lain kali saja kawanmu itu diundang ke rumah kita, untuk sementara suruh saja tinggal di hotel, kalau perlu biar ibu yang bayar nanti biaya penginapannya..”

Si Anak: “…tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!”

Si Ibu: “Cuba renungkan nak, ayah kamu adalah seorang kesatuan yang ternama dan kita sering kedatangan tetamu para pejabat tinggi maupun orang-orang penting yang berkunjung ke rumah kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat seorang anak dengan tubuh yang cacat dan wajah yang rusak. Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan boleh menerima kita nanti? Apakah tidak akan menurunkan martabat kita bahkan jangan-jangan nanti boleh merusak citra bisness usaha dari ayahmu nanti.”

Tanpa ada jawapan lebih lanjut dari anaknya telefon diputuskan dan ditutup.

Orang tua dari kedua anak tersebut maupun para tetamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tersebut tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, kerana tersinggung, disebabkan kawannya tidak boleh datang berkunjung ke rumah mereka.

Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telefon dari rumah sakit, agar mereka segera datang ke sana, kerana harus mengenal pasti mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak kerana kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari kawan anaknya, tetapi kenyataannya pemuda tersebut adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka kehilangan putera tunggalnya!

Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tersebut kejam dan hanya mementingkan nama dan status mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan

……. dengan orang cacat?

……..yang bukan kerana cacat tubuh saja?

……. tetapi cacat mental atau

……..cacat status atau cacat nama atau

……..cacat latar belakang kehidupannya?

Apakah Anda masih tetap mau berkawan dengan orang

…….yang jatuh miskin?

…… yang kena penyakit AIDS?

…….yang bekas pelacur?

…….yang tidak punya rumah lagi?

…….yang pemabuk?

…….yang  penggemar ?

…….yang berlainan agama?

Renungkanlah jawapannya hanya Anda dan Tuhan saja yang mengetahunya. Dan yang paling penting adalah “SIKAP” kita dalam memandang suatu hal harus kita ubah menjadi yang lebih baik atau lebih positif. Kerana dengan sikap positif secara automatik akan menumbuhkan sikap rendah hati, peduli terhadap orang lain dan tentunya hal-hal lain yang lebih baik.

JANGAN MENYERAH...

Alkisah, tersebutlah seorang remaja yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya...meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup.
Ia lalu pergi ke hutan untuk bercakap yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.

"Tuhan," katanya. "Apakah Tuhan boleh memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?"
Jawapan Tuhan sangat mengejutkan:"Cuba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?".

"Ya," jawab remaja itu.
"Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku memberi keduanya cahaya. Memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi.
Daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan.
Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun".
Tapi Aku tidak menyerah.
"Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak,
tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu.
Tapi Aku tidak menyerah.

"Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu.
Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu.
Aku tidak menyerah," kataNya.

"Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil.
Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna.
Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki.
Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun.
Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup. ""
Kata Tuhan kepada remaja itu:"Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?"

"Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu. "
"Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain," kata Tuhan. "Bambu mempunyai tujuan yang beza dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah."
"Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi."
"Saya akan menjulang setinggi apa ?" tanya remaja itu.
"Setinggi apa pohon bambu boleh menjulang?" tanya Tuhan
"Setinggi yang boleh dicapainya," jawap remaja itu.
"Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,
meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu, " kata Tuhan. Remaja itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.


Pesan Moral :
- Tuhan mempunyai rencana yang berbeza untuk masing-masing ciptaanNya.
Bicaralah kepada Tuhan dan biarkan Tuhan membantu kita untuk menyadari tujuan hidup kita
- Jangan pernah menyesali satu haripun dari hidup anda
- Hari baik memberikan kebahagiaan, hari buruk memberikan pengalaman
Keduanya sangat penting bagi hidup anda
- Semua orang pernah mengalami saat-saat ingin menyerah.Jika menghadapi kesulitan atau hambatan dalam hidup...ingatlah selalu bahwa kita perlu menumbuhkan AKAR


" Saudara saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan jika kamu jatuh dalam pencubaan,kerana ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan.Dan biarkan ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak berkekurangan. Maka berbahagialah orang yang bertahan dalam pencubaan, sebab ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia"(Yak 1:2-4)

Sahabat sahabat terkasih...hidup selalu menjadi indah karena kita bisa melalui setiap derita...Jangan pernah menyerah...bertahanlah kerana YESUS adalah kekuatan kita. Iman untuk lebih mengandalkan Tuhan di dalam segala hal..itulah akar yang perlu ditumbuhkan.

Dan hendaknya diingat....apapun masalah kita... Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita bergumul sendirian...Dia selalu menyertai kita dari dulu, sekarang dan selama lamanya...

"MENJADI BESAR DAN BERARTI DI TANGAN TUHAN."

"Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi.Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya" (Mrk 4: 26-34)

Biji sesawi meskipun kecil, bila ditanam ia akan tumbuh menjadi paling besar di antara semua tanaman,Namun untuk bisa melihat seberapa besar pohon sesawi itu diperlukan perjuangan, proses yang lama dan dibutuhkan kesabaran yang panjang .
Pertama tama, persiapkan tanah terlebih dulu sebelum benih di tanam.Benihpun perlu dirawat, disirami, diberi pupuk dan rumput rumput di sekitarnya disiangi..Bila semua proses dilakukan dengan baik, maka hasilnya sungguh luar biasa.Dari biji yang kecil itu dihasilkan pohon yang besar, tempat burung burung bernaung.

Allah telah menaburkan benih Kerajaan Allah dalam diri manusia terutama melalui pembaptisan.Dan agar benih Kerajaan Allah itu bertumbuh dan berkembang, dibutuhkan proses yang lama, perlu perjuangan dan kesabaran.
Jadikanlah kita tanah yang subur sehingga benih (Sabda Tuhan) dapat tertanam dan bertumbuh di dalam hati kita dengan baik...
Pupuklah diri kita dengan merenungkan dan melaksanakan firman Tuhan dan menerima sakramen sakramen Gereja.
Siramilah diri kita dengan doa-doa dan perbuatan kasih bagi sesama
Singkirkanlah ilalang ilalang dosa , yaitu nafsu kedagingan kita, kecenderungan kecenderungan untuk berbuat dosa.
Jika semua itu kita lakukan, maka Tuhan akan menumbuh kembangkan benih iman sehingga hidup kita menghasilkan buah kasih dan kebaikan yang melimpah bagi orang orang lain dan lingkungan sekitar dimana kita berada.

Harta Surgawi

"Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi, ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya.Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga.Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada". (Mat 6:19-23)

Yesus mengingatkan kita semua untuk berhati hati terhadap harta yang kita miliki, kerana manusia mudah sekali terbuai dengan harta duniawi yang sering kali menjebak manusia jatuh dalam dosa.
Harta kekayaan mempunyai dua sisi yaitu dapat membawa manusia kepada kebaikan atau kejahatan.Akan menjadi kebaikan jika harta duniawi yang kita miliki dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang bernilai di mata Tuhan, misalnya mau berbagi untuk sesama yang menderita, melayani orang sakit , membantu orang miskin.Sebaliknya harta akan menjadikan kita bedosa jika untuk memperolehnya kita harus bertindak tidak jujur, korupsi dan lain-lain kerana akar dari kejahatan adalah cinta akan duit.
Jadi hendaknya diingat bahwa harta duniawi yang diberikan kepada kita adalah bekal untuk memperoleh harta surgawi, bukan sebaliknya..malah menjerat kita ke dalam dosa.

Marilah kita mengumpulkan harta surgawi , jadilah saluran berkat bagi sesama...bagikanlah kasih dan kebaikan dengan tulus bagi mereka yang membutuhkan sehingga kelak kita dapat bersatu dengan Allah dalam kemuliaanNya di surga.

"JADIKANLAH AKU SALURAN CINTAMU"

Allah mencintai semua orang baik yang miskin, sakit dan menderita, maupun yang kaya dan berpunya. Semua orang diperlakukan secara sama kerana jika kebalikannya yang terjadi pada sikap Allah maka Dia bukan Tuhan kita yang selalu bersikap adil dalam mencintai. Intinya, di Hati-Nya selalu ada ruang yang tersedia untuk setiap orang. Masalahnya, apakah kita mau menempati ruang kosong di hati Allah itu atau tidak? Tentunya ada syarat-syarat yang harus kita penuhi.

Hari ini, kita mendengarkan sabda-Nya; "Jangan kumpulkan harta di duniawi....Sebaliknya, kumpulkanlah bagimu harta surgawi...kerana sesungguhnya di mana hartamu berada di situlah hatimu berada." Secara manusiawi setiap orang mencintai apa yang dimilikinya, atau berjuang untuk membahagiakan dia/mereka yang dicintainya. Dan, itulah KETERIKATAN hati sebagai manusia terhadap apa yang dimilikinya. Kerana itu, apa yang mau dikritik oleh Yesus bukan harta atau duit yang Anda miliki, juga bukan orang kaya dan berpunya, tapi pada sikap batin setiap orang dalam menggunakan apa yang dia (mereka) miliki.

Benar bahwa tidak harus kita punya harta dan duit untuk boleh berbagi (Anda masih punya kata dan kalimat yang boleh dibagikan; Anda masih punya idea dan gagasan yang boleh membantu orang lain, dll-nya). Akan tetapi, renungan kita mau dititik-beratkan pada "sikap batin setiap orang terhadap harta dan duit yang dia miliki." Bagiku, Tuhan tidak marah bahkan menjadi kesenangan Jiwa-Nya bila Ia melihat yang berpunya berbagi dan tidak melekat pada harta bendanya yang didapatkan dengan cara yang halal. Dengan kata lain, mana yang lebih luhur jika engkau memiliki harta dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang atau engkau memiliki sedikit dan tidak mau berbagi kepada sesama alias melekat padanya.

Oleh kerana itu, sejauh yang Anda miliki didapatkan secara halal dan tidak ditampung untuk dan bagi diri dan keluargamu sendiri, maka saranku kepadamu, dapatkankanlah sebanyak-banyaknya dan berbagilah kepada mereka yang berkekurangan setiap saat. Ingatlah akan apa yang selalu kupesankan kepadamu; "buatlah dirimu bagaikan gelas kosong di atas meja agar Allah dengan bebas mengisi kembali dengan air baru sehingga engkau tidak akan pernah kekurangan sesuatu pun untuk selalu berbagi. Jika Anda memiliki sesuatu, maka bersyukurlah bahwa itulah rezeki dari Tuhan, tapi jangan lupa bahwa rasa syukurmu hanya boleh berarti di hadirat Sang Empunya segala sesuatu jika engkau menjadikan dirimu saluran berkat bagi sesamamu. Buatlah dirimu saluran kecil tapi tetap baik agar Allah selalu menggunakannya untuk menyalurkan segala kelimpahan-Nya kepada mereka yang memperlukannya.

Akhirnya, kuulangi lagi pesanku; "bersyukurlah bukan pertama-tama kerana Anda boleh berbagi tapi kerana Allah masih tetap mau menggunakan engkau sebagai saluran kecil cinta-Nya."

Janganlah Kuatir

Banyak hal membuat kita sering dicekam kekuatiran dalam kehidupan ini.
Yesus memberi nasihat bagi kita :" Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.Bukankah hidup ini lebih penting daripada makanan dan tubuh ini lebih penting daripada pakaian?(Mat 6:24-34).

Tuhan menjamin hidup semua makhluk, bahkan burung di langit yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung diberi makan oleh Bapa, apalagi kita ciptaanNya yang serupa dengan Allah.Semua sudah dicukupkanNya...kerana itu serahkanlah segala kekuatiran kita kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu.
Jika kita bergantung pada barang barang keperluhan dunia yang tak pernah habis, maka hidup kita akan dipenuhi kekuatiran yang tidak pandai habis.Tetapi jika kita mengabdi dan menyerahkan hidup kepada Tuhan , maka tidak ada kekuatiran lagi.Pengabdian kita kepada Tuhan hendaknya dibangun di atas kesetiaan dan cinta yang tidak mendua, tidak terbagi..maksudnya kita hendaknya mengutamakan perkara perkara Allah di atas segala sesuatu yang lain.

Jika kita mengabdi Allah dan melayani sesama dengan segala kemampuan kita, maka Ia akan mencukupi segala kebutuhan kita.Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka yang lain lain akan ditambahkan kepada kita sehingga kita tidak berkekurangan.

HADAPI DENGAN KEYAKINAN

“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah,..…, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN,…” (Habakuk 3:17-18)
Baca : Habakuk 3 : 1-19

Manusia tidak mudah melupakan kejadian-kejadian dalam hidupnya, terutama apabila kejadian itu sempat membuat hati manusia kecewa, pahit atau gentar. Dalam menginjak tahun-tahun ini, kita tak tahu lorong-lorong yang akan kita lalui dan peristiwa-peristiwa yang akan kita alami. Adakah lorong-lorong itu lurus ataukah terjal penuh dengan batu dan duri-duri. Tetapi, bagaimanapun juga, orang yang mempunyai Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya, dapat mengalami sukacita walaupun menghadapi saat-saat yang mencemaskan. Habakuk sudah tahu apa yang bakal terjadi, tapi dia tetap dapat berkata; “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing dan domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku”.
(Habakuk 3:17-18)


Ada satu rahasia yang membuat dia sanggup mengucapkan perkataan-perkataan itu, yaitu: “orang yang benar itu akan hidup oleh percaya” (Habakuk 2:4b). Percaya kepada siapa? Kata Yohanes: “Barang siapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yohanes 3:36). Untuk memperoleh kehidupan dalam Tuhan Yesus Kristus, kita harus mempunyai keyakinan akan injil. Paulus berkata: “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil, karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, ….” (Roma 1:16).

Orang yang percaya kepada FirmanNya akan bertahan dalam menghadapi segala sesuatu, sebab dia menjadikan Allah sebagai kekuatannya dalam segala situasi dan kondisi. Habakuk berkata: “ALLAH Tuhanku itu kekuatanku; Ia membuat kaki ku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukit ku”. (Habakuk 3:19).

Satu perkara yang harus kita ingat, ialah dalam segala situasi dan kondisi, Tuhan tak pernah meninggalkan orang yang percaya dan bersandar kepadaNya. Bersyukur kepada kasihNya senantiasa!

Jangan Menghakimi

Yesus mengajak kita semua untuk tidak memberi penilaian atau tanggapan negatif terhadap orang lain :"Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? "(Mat 7:1-5)

Didalam hidup ini, seringkali kita begitu mudah menghakimi saudara saudari kita yang belum tentu bersalah, kita lebih mudah melihat kekurangan-kekurangan orang lain daripada melihat kekurangan diri sendiri.
Yesus menyadarkan kita untuk pertama-tama mampu melihat diri sendiri, mau mawas diri, mengkoreksi diri sendiri dan mau melihat segala kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia.
Memang lebih mudah menuduh atau mengatakan orang lain bersalah. Tetapi alangkah baiknya jika kita mau selalu berpikir positif dan bertindak bijaksana dalam hidup ini.

Marilah kita dengan rendah hati mau mengenal diri sendiri dengan segala kekurangan maupun kelebihannya... berusaha memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu dan mau melihat orang lain secara positif sehingga tercipta hubungan yang lebih baik.

Ya Tuhan tuntunlah kami agar mau selalu bersikap rendah hati, tidak mudah menghakimi orang lain dan berusaha untuk memperbaiki diri kami sehingga hidup kami berkenan dihadapanMu dan sesama.Amin

"MENUAI APA YANG KUTANAM"

Hidup menurut ajaran Yesus merupakan suatu pilihan yang tidak mudah.Diperlukan suatu usaha yaitu tekad, semangat dan pengurbanan.
"Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luasnya jalan yang menuju kepada kebinasaan dan banyak orang yang melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya"
Pintu itu sempit, banyak orang berusaha masuk tetapi tidak akan bisa masuk.Salah satu cara untuk masuk adalah memperlakukan orang lain seperti yang kita kehendaki orang perbuat untuk kita seperti yang dikatakan Yesus:" Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang berbuat kepadamu, perbuatlah demikian""(Mat 7:6.12-14)

Jika mengharapkan sikap dan perlakuan yang baik dari orang lain, maka perlakukanlah orang lain atas cara demikian..inilah jalan emas yang Yesus tunjukkan kepada kita dalam menjalin relasi yang dikehendaki Tuhan dan disukaii sesama.
Yesus menghendaki agar setiap orang saling menghormati, saling menghargai, saling tolong menolong dan saling mengasihi satu dengan yang lain.
Jika kita tidak ingin disakiti hatinya, janganlah menyakiti hati orang lain
Jika tidak ingin dijahati orang, janganlah berbuat jahat pada orang lain
Tapi sebaliknya jika kita dijahati orang lain...janganlah membalas kejahatan mereka, tetapi balaslah dengan kebaikan...Inilah sulitnya memasuki jalan yang sempit itu.
Memang tidak mudah untuk melakukannya, kerana semua itu memperlukan perjuangan dan juga pengurbanan.

Dalam kenyataannya banyak orang terjerat pada kebalikan dari peringatan Yesus ini; "Di satu pihak mereka menghina dan memfitnah orang lain, menyebarkan isu tidak benar tentang orang lain, namun di lain pihak mereka berlaku sebagai orang yang paling menderita jika tiba saatnya mereka menuai apa yang mereka sendiri taburkan di atas diri dan hidup orang lain. Kita seakan berkata; "Janganlah mengasariku, janganlah memfitnahku, janganlah berbuat jahat padaku, walaupun apa yang kularang dan tidak kuinginkan, itulah yang menjadi hobyku untuk kuperbuat kepada orang lain. Kita seakan berkata; Hal mengasari, memfitnah dan berbuat jahat biarlah aku yang melakukannya untukmu, tapi terlarang bagimu untuk kau perbuat terhadapku.

Karena itu, aku selalu yakinkan Anda sekalian akan hal ini; "kita akan menuai apa yang kita taburkan dalam hidup kita." Masakan ketika engkau menuai, engkau datang kepada saudaramu dan berkata; "saudara, aku tidak mau menuai apa yang telah kutaburkan." Dan, ia akan menjawabmu; Saudara, aku tidak mempunyai waktu untuk membantumu...silakan pergi dan menikmati hasil taburanmu. Kuingatkan Anda sekalian; "Allah itu Mahacinta tapi Ia akan selalu mencintai kita dengan adil."

Semoga kita mau selalu mau menginvestasikan segala perbuatan baik dan kasih sehingga hidup kita menghasilkan buah buah kebaikan dan kasih.

‎"Anjing dan Kucing"

Anjing dan Kucing merupakan binatang peliharaan yang disukai oleh manusia. Namun jika diperhatikan ada perbedaan sifat diantara keduanya. Kucing lebih terikat pada makanan dan tempat, sedangkan anjing lebih terikat kepada tuannya.

Ketika kucing menemukan rumah dimana dia mendapatkan tempat yang lebih nyaman dan yang lebih banyak, maka dengan mudah ia berpindah tuannya. Kucing lebih mengenali tempat tinggalnya, sedangkan anjing lebih mengenali tuannya.

Seringkali, apapun yang anjing alami dari tuannya, misalnya kurang diberi makan bahkan kurang kasih sayang, kalau anjing itu sudah lama ikut tuannya, maka dapat dipastikan ia akan tetap setia. Mereka berbeza dalam hal "kesetiaan" dan "balas budi".

Itu sebabnya orang sering mengatakan bahwa anjing adalah "man's best friend". Perbezaan sifat kucing dan anjing inilah yang kemudian diangkat untuk menganalogikan sikap hidup orang Kristian terhadap Tuhan. Dari sinilah lahir istilah "Theologi Anjing & Kucing", dimana kucing didefinisikan sebagai orang percaya yang mengutamakan hidup bagi diri sendiri, sedangkan anjing adalah orang percaya yang setia dan mengutamakan hidup bagi Tuhan.

Ada kisah nyata tentang seekor anjing yang ketika ditinggal mati tuannya, ia tetap setia menunggui tuannya pulang sampai akhirnya anjing ini juga mati disamping makam tuannya. Belum pernah ada kisah yang sama terjadi pada seekor kucing.

Mat 15:21-28 menceritakan Yesus pergi dari Genesaret menuju ke Tirus dan Sidon. Kota ini kemungkinan besar belum pernah melihat mujizat yang dilakukan oleh Yesus, karena ia belum pernah pergi kesana (Mat 11:21). Perempuan kanaan ini mungkin hanya mendengar tentang Yesus dari kabar yang berhembus pada saat itu.

Ketika perempuan ini berseru kepada Yesus, IA seolah tidak peduli dan diam saja (ayub 23), bahkan murid-murid menyuruhNYA mengusir perempuan itu, IA hanya menjawab murid-muridNYA mengenai pengutusanNYA kepada domba-domba israel. Waktu perempuan ini mendengarnya, dia datang menyembah Yesus dan tetap memohon.

Maka Yesus menjawabnya dan berkata bahwa roti itu hanya layak diberikan bagi anak-anak bukan untuk "anjing". Wanita ini berkata bahwa memang dia seperti seekor anjing, tetapi bukankah anjing juga boleh makan dan hidup dari remah-remah roti yang jatuh dari meja tuannya?

Perkataan wanita ini membuat Yesus kagum akan kebesaran imannya. Sebenarnya Yesus sedang menguji hati perempuan itu. Secara tidak langsung perempuan ini mengatakan bahwa dia seperti anjing yang selalu berharap kepada tuannya. Dan Tuhan memperhitungkan ini sebagai iman yang luar biasa!

Apakah kita juga memiliki kasih dan kesetiaan yang besar kepada Tuhan, seperti kesetiaan seekor anjing pada tuannya? Berbahagialah orang yang setia pada Tuhan!

Kesetiaan seseorang terbukti disaat ia tetap melekat pada Tuhan, meskipun jalan hidupnya berat.