Wednesday 18 April 2012

Adakah Tempat di Hatimu untuk Berbuat Kasih?

Kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan... (1Tim 6: 11). Itulah pesan Rasul Paulus kepada Timotius yang sungguh menarik tapi menantang. Sambil merenungkan kata-kata di atas timbullah beberapa pertanyaan dalam benakku. Mengapa Paulus meninggalkan pesan seperti itu kepada Timotius? Apakah Paulus hanya mau mengingatkan Timotius untuk menjaga imannya atau perbuatan apakah yang telah Timotius lakukan?

Nasihat Paulus kepada Timotius merupakan suatu perhatian yang penuh dengan perasaan dan emosi yang mendalam. Paulus tidak mau supaya sahabatnya, Timotius, terjebak oleh hasrat dan keinginan duniawi. Sebagai seorang sahabat dalam Kristus, Paulus mengajak Timotius untuk memelihara nilai-nilai hakiki yang mana bisa membimbingnya untuk hidup dalam dan seperti Kristus.

Mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kesabaran dan kelembutan pada dasarnya memiliki unsur perjuangan menuju kehabagiaan dan kekudusan dalam hidup serta keharmonisan dan kepedulian dalam hidup bermasyarakat. Namun demikian terkadang dalam hidup keseharian kita, kita sering berhadapan dengan situasi di mana kepribadian kita dicoba dan hati nurani kita diuji.

Pertanyaannya: Adakah tempat di hati kita untuk orang-orang miskin seperti Lazarus yang dilukiskan dalam Injil Lukas 16: 19-31? Adakah kesabaran dalam mendengarkan keluh kesah sesama kita? Di tengah kebisingan hidup, adakah sedetik mungkin untuk merenungkan Kasih Tuhan lewat doa?

Semua pertanyaan ini sering menghantui kita tatkala kita berada dalam persimpangan kehidupan yang tidak menentu. Keputusan kita lalu dipengaruhi oleh kebutuhan jasmani yang mana terkadang kita tidak menyadarinya. Kita memilih untuk congkak hati. Kita memilih untuk tidak melihat kenyataan yang sebenarnya. Namun demikian, tidak tertutup kemingkinan bagi kita untuk memilih jalur kasih. Tuhan selalu menyertai kita kemanapun kita pergi dan di manapun kita berada. Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan. KasihNya selalu terbuka bagi kita. Yang terpenting adalah bahwa kita memiliki hasrat dan keinginan untuk kembali kepada cintaNya di saat kita menyadari bahwa drama kehidupan yang telah kita lakonkan, serupa dengan sikap orang kaya yang dikisahkan dalam Injil Lukas di atas.

Ajakan Paulus terhadap Timotius untuk memprioritaskan kehendak Tuhan adalah ajakan bagi kita semua untuk hidup di dalam Cinta Tuhan dalam bentuk memperjuangkan keadilan, membangun kehidupan rohani, menjaga kesetiaan dalam persahabatan dengan Tuhan dan sesama, meningkatkan rasa kesabaran serta mecairkan kebekuan hati kita dalam sikap kelembutan terhadap orang ysng membutuhkan.

Tujuan dari semuanya ini adalah untuk menghindari sikap acuh tak acuh. Dengan demikian kita bisa mengatakan: I am experiencing living in heaven before I reach it.
BEBAS DARI BELENGGU KEMARAHAN & KEBENCIAN
Tidak seorangpun akan memiliki kebahagiaan dan suka cita dalam hidupnya
Apabila dalam hidupnya masih menyimpan kekecewaan, amarah, dan kebencian
Dimana kebencian akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dan gelisah dengan mengampuni kita menjadi tidak terbeban dan hidup kita terasa ringan.
“Segala kepahitan,kegeraman, pertikaian, fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan’
(Efesus 4:31)

MERDEKA DARI PERBUATAN DOSA
Dengan mengampuni kita terbebas dari keinginan untuk balas dendam, dimana perbuatan balas dendam adalah perbuatan yang menjerumuskan kita untuk berbuat jahat dan dosa baik dalam pikiran atau melalui tindakan yang kita lakukan.
“Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah,itu hanya membawa pada kejahatan”
(Mazmur 37:8)

MEMBEBASKAN HIDUP KITA DARI SAKIT PENYAKIT AKIBAT AKAR PAHIT

Jika hati dan pikiran kita dipenuhi oleh kekecewaan, kemarahan dan kebencian akan menimbulkan gangguan kesehatan baik secara jasmani maupun secara rohani sehingga kita menjadi rentan terhadap serangan sakit penyakit.
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”
(Amsal 17:22)

DOA KITA TIDAK TERHALANG

Selama kita hidup dalam kemarahan dan kebencian itu sama artinya kita sedang membangun tembok pemisah antara diri kita dengan TUHAN.
“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa ,ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang , supaya juga BAPAmu yang di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu”
(Markus 11:25)

MEMBERI KESEMPATAN BERTOBAT

Pengampunan yang kita berikan akan membuka kesempatan bagi orang yang menyakiti kita untuk mengenal kasih dan pengampunan TUHAN melalui tindakan yang kita lakukan.
“Anak-anakKU marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau lidah , tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”
(1 Yohanes 3:18)

DOSA DAN PELANGGARAN KITA JUGA AKAN DIAMPUNI

Jika kita mau mengampuni terhadap orang yang telah mengakiti kita maka ALLAH BAPA juga akan mengampuni dosa dan pelanggaran kita dan sebaliknya
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang , Bapamu yang disurga akan mengampuni kamu juga’
(Matius 6:14)

‎-SIAPAKAH YANG HARUS DIPERSALAHKAN?-

"Akulah yang menanggung dia;
engkau boleh menuntut dia dari padaku;jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu,maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya."
(kejadian 43:9)

salah satu perkara yg sukar dipelajari adalah mengaku kesalahan dan berkata,"saya bersalah." mengapa?
Kejadian ini tdk selalu disebabkan oleh kita yg sengaja tdk jujur.penyebab utama adalah kita mudah melihat suatu kejadian menurut sudut pandangan kita sahaja.jika kita melihatnya dari sudut pandangan orang lain dengan tenang,kemungkinan ia akan kelihatan berbeza sekali.

Segala sesuatu ada dua sudut.kita tdk akan melihat kedua2 sudut tersebut sebelum kita berhenti menuduh serta mempersalahkan orang lain.sebaliknya,kita seharusnya mendengar dgn rendah hati apa yg dikatakan oleh org lain juga.jika kita hendak menyelesaikan pertelingkahan,maka
kita juga harus bersedia utk menanggung kesalahan tersebut.

-mari kita fikir brsama dgn soalan ini.,.dlm peribadi kita masing2...-
*mengapa terlalu sukar utk mdengar pandangan org lain?
*Bila masa yg sesuai utk menanggung kesalahan itu bersama?
*Apa yg harus kita lakukan jika orang lain tdk mengaku salah?

~Untuk menjadi benar,bersedialah utk mengaku kita bersalah.~