Saturday 24 March 2012

APAKAH KITA MANUSIA NORMAL ?

Terkadang kita bertanya pada diri sendiri, “apakah saya sudah tidak normal? Mengapa sepertinya saya sangat berbeza, sebenarnya siapakah yang tidak normal, mereka atau saya?” Pertanyaan ini sangat wajar timbul, bagi kita yang merasa berbeza dengan lingkungan. Sehingga sering terjadi pertikaian, atau terjadi permusuhan bukan hanya dalam lingkungan pergaulan, dalam rumah tangga pun boleh saja terjadi hal yang sama. Biasanya kita dianggap aneh dan sok suci, extrem dan aneh. Sebab tidak sepemikiran dengan mereka.

Ataukah posisi sebaliknya ? Kita yang menganggap mereka sok suci, aneh, extrem. Sebab tidak setuju dengan gagasan kita yang menyimpang dari kebenaran. Memang sudah menjadi hukum sebab akibat, OLEH KERANA SAYA NORMAL DI HADAPAN ALLAH, MAKA AKIBATNYA SAYA DIANGGAP TIDAK NORMAL DI HADAPAN DUNIA. BEGITU JUGA SEBALIKNYA. OLEH KERANA DUNIA MENGANGGAPKU SANGAT NORMAL, MAKA SESUNGGUHNYA SAYA TIDAK NORMAL DI HADAPAN ALLAH.
MANA YANG AKAN KITA PILIH ?

Menjadi manusia normal dihadapan Allah berarti hidup kita selalu mengutamakan ALLAH, memuliakan ALLAH dalam setiap hal yang kita kerjakan. Manusia yang normal di hadapan Allah akan menjadi kekasih-kekasih ALLAH, tetapi menjadi seteru dunia. Manusia yang normal di hadapan Allah, tidak akan takut pada keadaan apapun. Yang terpenting baginya tidak kehilangan Tuhan.
Filipi 3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.

Rasul paulus dengan sadar dan rela memilih Kristus. Bagaimana dengan kita, apa pilihan kita ?
Pilihlah yang terbaik, dengan keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun. Pilihan kita sangat menentukan bagaimana kita hidup di dunia, dan di kekekalan.

Kesabaran akan membawa Anda menjadi seorang pemenang.

Ibrani 6:12
Agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 76; Roma 4; Bilangan 35-36

Anda telah berjalan dengan iman. Anda telah mempercayai Tuhan untuk memenuhi kebutuhan Anda. Tetapi apakah yang Anda lakukan bila hasilnya sepertinya lambat datang dan Anda tergoda untuk menyerah karena putus asa? Bersikaplah sabar!

Pada hari-hari ini tidak banyak dibicarakan orang tentang kesabaran. Tetapi bila sampai pada urusan menerima sesuatu dari Tuhan, kesabaran itu sama pentingnya dengan iman. Kesabaran akan menentukan perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan bagi Anda. Kesabaran memperkuat dan menopang iman sampai hasilnya dinyatakan.

Setelah Anda merenungkan janji-janji Tuhan dan memilikinya dalam roh Anda, kesabaran akan mendorong Anda untuk terus bertahan. Kesabaran itu adalah kuasa. Ia memiliki ketabahan untuk menolak dusta iblis yang menyatakan bahwa Firman itu tidak berhasil bagi Anda. Ia mengetahui bahwa firman Tuhan tidak pernah gagal. Kesabaran takkan melangkah surut karena ketakutan, melainkan akan terus maju dalam iman sampai Anda memperoleh jawabannya.

Bila hasil dari iman Anda agaknya lambat tiba, janganlah menyerah karena putus asa! Teruslah mengutamakan Firman dengan kesabaran, maka Anda pasti akan menerima janji Tuhan!


TERUSKANLAH BERSIKAP SABAR!

Mengesampingkan Kepentingan Diri Sendiri

Baca: 2 Timotius 2:3–4

Kepentingan Diri Sendiri
Sebagai orang-orang yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus, kita harus berkomitmen untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada kehendak Bapa dengan kesediaan dan kerelaan kita. Apa pun yang Bapa inginkan, kita akan melakukannya.

Inilah hidup dengan penyangkalan diri, yaitu bersedia untuk tidak memiliki keinginan pribadi; keinginan kita hanyalah melakukan kehendak-Nya.

Manakala kita bersedia dan rela untuk melepaskan keinginan kita, dan mulai bergumul untuk melakukan kehendak Bapa, maka kita sedang menemukan keagungan diri kita sebagai ciptaan yang segambar dengan Bapa.

Kita sedang hidup dalam nilai keagungan tertinggi dari tujuan keberadaan kita di dunia. Sebaliknya, manakala kita hidup untuk diri sendiri dan melakukan pencapaian-pencapaian keagungan diri sendiri, maka kita sejatinya sudah mereduksi nilai diri kita sebagai makhluk ciptaan yang segambar dengan Bapa.

Penyangkalan diri yang benar merupakan proses persiapan untuk mendiami langit baru dan bumi yang baru. Kalau di bumi ini seseorang sudah memiliki citacita sendiri dan sibuk dengan urusan perasaan dan pikirannya sendiri yang tidak sesuai dengan kehendak Bapa, bagaimana ia dapat melaksanakan kehendak-Nya di kekekalan?

Ia tidak dapat hidup bagi Bapa, sebab hanya bisa hidup untuk dirinya sendiri. Orang yang hidup untuk dirinya sendiri adalah makhluk yang tidak tahu dan tidak memahami mengapa dan untuk apa ia diciptakan. Inilah naluri yang menjatuhkan malaikat, sehingga menjadi Iblis. Bukannya ia memperoleh kemuliaan, malah kehinaanlah jatahnya.

Makhluk yang hidup bagi dirinya sendiri adalah makhluk yang mau menjadi majikan bagi dirinya sendiri dan menjadi majikan bagi yang lain. Padahal justru keselamatan adalah usaha Tuhan untuk mengembalikan manusia agar dapat hidup untuk kepentingan Tuhan, sebab memang untuk itulah manusia tercipta. Jika kita menyangkali kenyataan ini, berarti kita tidak bersedia dan menolak masuk ke dalam proses keselamatan.

Kalau hari ini kita masih sekadar Kristen di wilayah keberagamaan, yaitu menjadi anggota gereja hanya karena mau berlindung kepada Tuhan dari masalah-masalah hidup di bumi ini dan kebutuhan jasmani, kita harus bertobat. Kalau kita mau mengikut Tuhan, kita harus mengesampingkan kepentingan diri kita sendiri.

Ingat, Tuhan adalah Pencipta yang berhak menetapkan tujuan dan nilai ciptaan-Nya sendiri. Ia mestinya mendominasi manusia, bukan kita yang mendominasi Tuhan.

Nilai kemanusiaan sejati adalah manakala kita hidup menggenapi tujuan

penciptaan kita, yaitu mengabdi bagi kepentingan-Nya.

TABUR TUAI

Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.( Galatia 6:8 )

Apa yang kita tabur itu yang akan kita tuai. Kalau benih yang kita tabur baik maka hasilnya juga baik, begitupun sebaliknya. Sekarang, apa yang yang paling banyak kita tabur selama ini?

Dalam Firman Tuhan di atas dikatakan ada dua macam benih yakni benih daging dan benih Roh. Benih Roh berasal dari Roh Allah berdasarkan Firman Allah yang kita "makan" setiap hari melalui pembacaan dan perenungan Firman Allah. Sedangkan benih daging adalah segala sesuatu yang bertentangan dengan Firman Allah.

Kita menabur benih melalui hal ini yaitu:

>MELALUI MULUT, Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.( Amsal 18:21 )

Contoh yang buruknya adalah; suka mengomel, protes, menuntut, mengeluh, berbantah-bantah, dll.Contoh yang baiknya adalah; memuji dan menyembah Tuhan, merenungkan dan memperkatakan Firman Tuhan, mengucap syukur, mengampuni, dan memberkati, dll.

>MELALUI PIKIRAN, Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.( Filipi 4:8 )

Atau hal yang negatifnya adalah apakah kita merasa cemas, kuatir, takut, curiga, mementingkan diri sendiri, dll.

>MELALUI PELAYANAN, Apakah kita melayani untuk hidup atau hidup kita untuk melayani? Apakah tujuan pelayanan kita untuk jiwa-jiwa diselamatkan atau untuk menambah pengikut?

>MELALUI HATI, Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.( Amsal 4:23 )

Jika kita taburi hati kita dengan kebencian, amarah, dendam, sakit hati, kecewa, iri hati, dengki, dll, sementara Allah menghendaki supaya kita menyerahkan hati kita bagi-Nya. Sebab Roh Allah berdiam di dalam hati kita dan kita adalah bait-Nya.

Sekarang pilihan ada di tangan kita. Kita sendiri yang akan memekai dan mempersilahkan daging atau roh yang memanfaatkannya. Pilihan kita akan menentukan masa depan kita, apakah kita akan menuai hal yang baik atau menuai yang buruk.Ingatlah, mungkin bukan hanya kita sendiri saja yang nantinya akan menikmati tuaian itu, tetapi mungkin juga keluarga kita, keturunan kita, atau orang-orang disekitar kita.

( Renungan Harian Kemenangan )

Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan sebuah perjalanan

Waktu sedang "Jaya" kita merasa banyak kawan di sekeliling kita.

Waktu sedang "Berkuasa" kita percaya diri melakukan apa saja.

Waktu sedang "Tak Berdaya" barulah kita sedar siapa saja sahabat sejati yang ada.

Waktu sedang "Jatuh" kita baru sedar selama ini siapa saja kawan yang menggunakan dan memanfa'atkan kita.

Waktu sedang "Sakit" kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi harta.

Manakala "Miskin" kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi/ berderma & saling membantu.

Masuk "Usia Tua" kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan.

Saat "di ambang Ajal" kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Hidup tidaklah lama,
Sudah saatnya kita bersama-sama membuat HIDUP LEBIH BERHARGA:

Saling menghargai
Saling membantu
Saling memberi
Saling mendukung

Jadilah kawan setia tanpa syarat ...

Jangan saling memotong & menggunting sesama kawan...

Tunjukkanlah bahwa Anda masih mempunyai Hati Nurani yang tulus Jauhkan niat jahat untuk mencelakai kawan.

Jauhkan niat memaksa seseorang melakukan suatu hal untuk kepentingan pribadi kita.

Apa yang ditabur itulah yang akan dituai

TUHAN tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar.

Tapi ketahuilah bahwa Dia selalu memberi pelangi di setiap badai, senyum disetiap air mata, Rahmat & berkat di setiap cobaan, dan jawaban di setiap do'a....

Jangan pernah menyerah ,
Terus berjuanglah,
Life is so beautiful....