Sunday 5 August 2012

KEINGINAN

"APA yang menarik untuk diBURU orang?"
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.

Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.

Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.

Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.

Setelah berkeluarga, belum memiliki anak mengeluh, setelah memiliki anak mengeluh cukai hidup dan pendidikan.

Kita tidak pernah bahagia; sebab segala sesuatu kelihatan indah hanya sebelum dimiliki. Namun setelah dimiliki, tidak lagi menarik.

Bilakah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada,namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki.

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR,..
bersyukurlah senantiasa dengan berkat yang sudah kita miliki".

"Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini? Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja susah. Namun bila daun kecil ini dilampirkan di mata kita, maka tertutuplah bumi!"

Begitu juga bila hati ditutupi fikiran buruk sekecil apapun maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.
Bumi inipun akan kelihatan buruk.

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah fikiran buruk/negatif!

Bila hati kita tertutup,
tertutuplah semua..

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkan TUHAN.
Kerana dalam hidup adalah: "waktu yang dipinjamkan"
dan
Harta adalah: "ANUGERAH yang dipercayakan"
Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki.
Bersyukurlah atas keluarga dan rumah tangga yg kita miliki.
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki.
Masih banyak orang yang tidak seberuntung kita...

LIMA JARI BERDOA

IBU JARI
Jari ini adalah yang paling dekat dengan Anda, ketika Anda sedang melipat tangan dan berdoa. Jadi, mulailah berdoa bagi orang-orang yang sangat rapat dan dekat dengan Anda. Sebutkan nama-nama mereka yang Anda kenal dengan baik. Bagi CS. Lewis, mendoakan orang-orang yang kita kasihi adalah "a sweet duty."

JARI TELUNJUK
Jari berikutnya adalah si telunjuk. Doakan bagi mereka yang mengajar. Ini termasuk hamba-hamba Tuhan, guru, dokter, dan para pendidik lainnya. Mereka perlukan dukungan dan hikmat, agar dapat menunjukkan arah yang tepat bagi mereka yang memperlukan jasa mereka. Doakan mereka selalu.

JARI TENGAH
Ini jari yang paling tinggi, bererti kita harus ingat pada para pemimpin bangsa. Doakan presiden hingga para pejabat dibawahnya. Doakan para pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering mempengaruhi bangsa kita dan membimbing pendapat terbuka. Mereka sangat perlukan bantuan dariNya.

JARI MANIS
Jari keempat adalah jari yang paling lemah. Nah! guru piano pun biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari yang lemah ini. Oleh sebab itu, mari kita doakan bagi saudara-saudara kita yang lemah, kena musibah, dan lain-lain. Kita doakan bagi mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat. Mereka sangat memperlukan doa-doa Anda, baik siang maupun malam. Tapi, bukan cuma doa.

JARI KELINGKING
Jari terakhir ini adalah yang paling kecil diantara jari-jari manusia. Inilah jari yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Jadi, jangan lupakan berdoa bagi diri sendiri, agar memiliki buah roh dan meneladani kehidupan Kristus Yesus, Tuhan kita.

Saran saya yang terakhir, Saat kita berdoa bagi keempat rombongan diatas, kita harus menaruh keperluhan pribadi kita dalam pemandangan yang tepat, agar kita boleh mendoakan diri kita sendiri dengan lebih berkesan lagi...

~ TUJUAN YESUS NAIK KE SORGA ~

Baca Firman TUHAN di Yohanes 14:1-6

“Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” (Yohanes 14:2)

Semua manusia telah berdosa dan upah dosa adalah maut (Roma 3:23). Jadi semua manusia akan mati, bukan hanya mati secara jasmani, tetapi mati rohani, yaitu kematian kekal di dalam neraka. Tetapi Allah sungguh amat mengasihi manusia. Ia tidak menghendaki manusia binasa. Maka Allah menyediakan jalan keselamatan, yaitu Yesus sendiri mati di kayu salib. Yesus telah membayar harga penebusan kita, sehingga Saudara dan saya dilepaskan dari kuasa Iblis dan menjadi milik Tuhan. Yesus mengorbankan seluruh hidup-Nya, Ia sudah menjadi seperti roti yang dipecah-pecahkan menjadi banyak, supaya kita yang banyak menjadi satu di dalam Dia.

Kenaikan Yesus ke sorga adalah suatu peristiwa yang sangat penting, sebab Ia naik dengan tujuan untuk: Menyediakan Tempat; Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi Saudara dan saya di sorga, supaya di tempat di mana Ia ada, kita pun akan ada (Yohanes 14:1-3). Selain itu Ia naik ke sorga untuk meminta kepada Bapa agar mengirimkan Penolong, yaitu Roh Kudus, supaya Ia menyertai kita untuk selama-lamanya. (Yohanes 14:16). Puji Tuhan!

Seandainya Yesus tidak naik ke sorga, tidak ada tempat bagi kita di sorga. Tidak juga ada Roh Kudus yang akan menolong dan menyertai kita menjalani hidup ini. Yesus Kristus telah mati disalib, menjadi kutuk, supaya kita menerima berkat Abraham, yaitu diselamatkan oleh iman dan menerima Roh Kudus oleh iman (Galilea 3:13-14).

Kehendak Allah adalah supaya kita diselamatkan dan mempunyai pengetahuan akan kebenaran. Kebenaran itu ialah Firman Allah. Dan Roh Kebenaran, yaitu Roh Kudus akan membawa kita pada segala kebenaran Firman Tuhan (Yohanes 16:12-13).

TUHAN TELAH MENYEDIAKAN TEMPAT DI SURGA BAGI SETIAP ORANG YANG SELALU TAAT MELAKUKAN KEHENDAK-NYA.

KEPAHITAN MERUGIKAN DIRI SENDIRI.

Pernahkah Anda dilukai oleh orang lain dimasa lalu?
Jika ya, sudahkah Anda telah terlepas dari rasa sakit? atau luka tersebut terus termasuk di dalam hati Anda?

Disakiti atau diperlakukan tidak adil merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menyikapi diri kita bila hal tersebut terjadi dalam kehidupan kita.

Saat disakiti kita dapat memilih untuk terus mencengkeram rasa sakit dan menjadi pahit hati. Hidup kita menjadi menderita, kita membenci dan menyalahkan orang yang menyakiti kita. Satu hal yang pasti bila pilihan ini yang kita ambil, maka orang yang menyakiti kita tidak akan tersakiti, tapi kita sedang menyakiti diri kita sendiri. Dan bila dibiarkan terus menerus akan menjadi akar pahit dalam hidup kita.

Kepahitan bisa menjadi sesuatu yang mematikan, tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga ke orang lain (bahkan mungkin orang yang kita kasihi).

Adolf Hitler adalah contoh orang yang mempunyai luka batin dimasa lalu, dan seperti yang kita tahu akibat luka tersebut banyak orang yang menderita bahkan mati.

Jangan biarkan kehidupan kita dikotori oleh kepahitan, mulailah untuk mengampuni dan percaya bahwa Tuhan akan memulihkan Anda dan memberi keadilan bagi Anda. Hapus setiap kepahitan dihati Anda hingga ke akar-akarnya dan rasakan kelepasan sejati dari Tuhan.

Ibrani 12:15, “Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan dan mencemarkan banyak orang.”

NILAI KETULUSAN

“Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap penuh kepercayaan kepada Tuhan”
(Mazmur 112:7)


Dua orang Ibu lagi berbelanja baju sekolah di sebuah kedai pakaian. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut.
Ibu pertama jelas gangguan menerima layanan yang buruk seperti itu. Yang mengherankan, ibu kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu.
Ibu pertama berbisik pada ibu kedua, "Hei. Kenapa Ibu bersikap sopan kepada penjual menyebalkan itu?"
Ia menjawab, "Hah, kenapa saya harus mengizinkan dia menentukan cara saya dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain."
"Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali," bantah ibu pertama. Ia masih merasa kesal.
"Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, dia tu tak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, bererti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggungjawap atas diri sendiri."

Yes! Itu point-nya!

Seandainya ada orang yang melakukan hal yang buruk kepada kita, jangan pernah biarkan orang tersebut menentukan cara kita bertindak.Sayangnya, seringkali kita tidak berbuat demikian. Tindakan kita senang dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita.
Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain kejam terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadinya sedemikian kejam kalau harus berurusan dengan orang itu.

Mari renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dgn baik oleh orang lain dulu?

Jaga hati kita jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik kerena tindakan yang kita lakukan akan menunjukkan siapakah sejatinya diri kita…

ERTI KETULUSAN


“…orang yang tulus akan memandang wajahNya”
(Mazmur 11:7)

Yesus telah memilih ke 12 muridNya secara khusus dimana mereka telah menerima semua anugrah dan kebaikan Yesus selama mereka menyertai karya pelayananNya, namun dalam perjalanan pelayananNya, pada saat Yesus mengalami situasi yang buruk Petrus menyangkal mengenal Dia bahkan tragedi khasnya demi wang Yudas Iskariot sanggup mengkhianati dan menjual Gurunya yang telah memperlakukannya dengan penuh kasih. Didalam pelayananNya, Yesus juga banyak ditentang, difitnah, diremehkan,dicemooh bahkan diusir, namun Yesus mengabaikan semua respon negatif baik perkataan maupun perbuatan yang ditujukan padaNya, Fokus perhatianNya adalah pada kasih, kesetiaan, ketaatan dan ketulusan untuk melaksanakan tugas perutusan oleh BapaNya.
 
Apa yang dialami Yesus terkadang merupakan cerminan kehidupan kita dimana kita telah berusaha melakukan yang terbaik sebagai pelaku firman bagi sesama namun ditanggapi atau direspon dengan sikap yang meremehkan,tidak menghargai, mencela bahkan difitnah..
Dalam situasi yang demikian masihkan kita sanggup melanjutkan tugas perutusan kita sebagai garam dan terang dunia dengan setia dan tulus ikhlas sebagai pelaku firman ….ataukah kita akan mengorbankan nilai kebenaran demi menyenangkan keinginan manusia dunia???

Yesus telah memberikan suatu teladan untuk mengabaikan semua respon negatif yang ditujukan pada karya keselamatanNya dan hanya fokus pada apa yang telah menjadi tugas perutusanNya dengan tetap melakukan karya keselamatanNya dengan penuh kasih dan ketulusan.

Erti ketulusan adalah jika hal terbaik yang dapat kita lakukan tidak tergantung dari respon yang diberikan oleh sesama kita dimana kita tidak mengharapkan adanya penghargaan,pujian bahkan ucapan terima kasih atas apa yang telah kita lakukan.

Apabila hal terbaik yang dapat kita lakukan tergantung pada apa yang akan dikatakan dan dilakukan orang lain maka kita akan menjadi "mainan" orang lain,jangan gantungkan tugas perutusan kita pada hal-hal semacam itu,jangan biarkan orang lain memegang "kunci" kita,jangan menjadi "mainan" ditangan mereka.kita hanya perlu menjadi pelaku firman dan melakukan "yang terbaik yang boleh kita lakukan" dengan tuntunan dan arahan Roh Kudus.

BERHARGA DIMATA TUHAN

“Oleh karena engkau berharga dimataKu dan mulia dan Aku ini mengasihi engkau……………….”
(Yesaya 43:4)


Saat kita menyadari kelemahan dan kekurangan yang kita miliki ada kalanya kita merasa sendirian,kesepian, kecewa dan putus asa bahkan merasa tidak berharga atau merasa bukan siapa-siapa dalam tekanan kehidupan dunia.
 
Yang perlu kita fahami dan mengerti Tuhan tidak menciptakan manusia yang bukan siapa-siapa dan Yesus juga tidak akan menjadi korban tebusan bagi manusia yang tidak berharga. Manusia adalah ciptaan yang sempurna dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya dimana Tuhan juga berjanji untuk mengasihi,memelihara dan tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Sudah saatnya kita berhenti untuk mengasihi diri sendiri, dunia boleh mengacuhkan, menganggap kita bukan siapa-siapa, dan tidak berharga. Namun Apapun keadaan kita dengan segala kekurangan dan kelemahan kita, dimata Tuhan kita sangatlah berharga dan bernilai. Jangan meratapi, menyesali dan beralasan akan kekurangan kita untuk tidak ambil bagian dalam melayani sesama bagi kemuliaan Tuhan.

‎"MENJADI LUAR BIASA"

Hidup ini adalah pertanggungjawap, dimana suatu hari kelak Tuhan akan menuntut apa yang sudah DIA percayakan kepada kita.
Pada hari Tuhan semua akan menjadi nyata dimana pekerjaan setiap orang akan diuji.

1 Korintus 3:13
"sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu."


Jika kita menyadari bahwa suatu saat semua pekerjaan kita akan nampak, maka kita juga pasti mengerti besarnya arti sebuah tanggungjawap di dalam hidup ini.

Untuk menjadi seseorang yang luar biasa kita tidak harus memulainya DENGAN sesuatu yang luar biasa, tetapi kita harus memulai UNTUK menjadi luar biasa.
Cobalah dengan berani menerima kepercayaan dan tanggungjawap dari hal yang kecil atau sederhana.

Matius 25:21a
"Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar."


Dengan begitu sesungguhnya kita telah membuka peluang menjadi orang yang luar biasa.

~ Sesuatu yang besar diperoleh dari sebuah tanggungjawap terhadap perkara-perkara yang kecil ~

‎"DIJANGKITI"

Jika kita ingin mencapai tingkat keberhasilan yang besar, kita harus bergaul dengan orang-orang berfikiran positif dan bermotivasi tinggi.

Komuniti tempat kita hidup. Sehari-hari sangat mempengaruhi cara kita berfikir dan bertindak.. Kerana itu, bila kita ingin berhasil, tempatkanlah diri kita pada jalur yang benar.

Bergaullah dengan pribadi-pribadi yang yang dapat memberi pengaruh positif, maka masa depan yang cemerlang pun tersedia bagi kita.

1 Korintus 15:33
"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."

Dari ayat firman Tuhan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa sifat sangat mungkin meluas.
Bila kita bekerja diantara orang-orang yang rajin, memiliki disiplin tinggi, menjunjung nilai kejujuran maka cepat atau lambat kita akan meniru gaya hidup mereka. Begitu juga sebaliknya, masa depan kita akan suram bila kita berada di lingkungan orang-orang yang malas, tidak disiplin, tidak jujur/curang, pemboros dan suka bersifat hidup mahasiswa!!

Oleh kerana itu hendaklah kita cermat dalam membangun hubungan dan bergaul kerana itu dapat menentukan masa depan kita.

~ Kita tidak mungkin terbang bagai rajawali kalau hidup di kumpulan ayam ~

KEBUN KEHIDUPAN

“…Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”
(Galatia 6:7)


Kehidupan kita seperti sebuah kebun dan tindakan atau perbuatan yang kita lakukan seperti benih yang tertanam dalam kebun kehidupan kita, apa yang kita tabur dan tanam akan bertumbuh dan kelak kita akan menuainya.

Fikiran kita seperti tanah,tidak pernah memilih dan mempedulikan jenis benih apa yang hendak kita tanam. Jika kita menabur benih jagung,tanah akan meresponsnya,lalu menumbuhkannya.Begitu juga bila kita menabur benih padi atau mungkin lalang,rumput liar dan juga rumpai lainnya,tanah tetap saja akan merespons benih itu dan menumbuhkannya juga.

Apapun yang kita tanamkan dalam fikiran,entah itu hal-hal yang baik atau pun negatif,fikiran kita akan segera menerima,merespons dan menumbuhkannya,tidak peduli hal itu akan kelihatan positif/negatif terhadap kehidupan kita: membawa kepada keberhasilan atau sebaliknya menuju kehancuran. Sedar atau tidak,seringkali kita memperkatakan hal-hal buruk tentang diri kita sendiri: hidup kita penuh masalah,kita tidak akan berhasil,sakit kita tidak akan sembuh,keluarga kita hancur berantakan,kita bodoh,kita tidak punya apa-apa(miskin),masa depan kita suram dan sebagainya. Hal-hal negatif yang kita ucapkan itu akan direspons oleh fikiran kita dalam bentuk sikap dan tindakan,yang pada saatnya akan menghasilkan sesuatu yang sama persis seperti yang kita tanam. Namun bila yang kita tanam hal-hal positif: semangat atau rasa percaya diri,fikiran kita juga akan merespons hal itu ke dalam sikap dan tindakan kita sehingga hidup kita akan menjadi seperti yang kita harapkan. Benih yang kita tanam dalam fikiran menentukan hasil akhir kehidupan kita.
Jika kita menabur benih kebaikan maka akan tumbuh kebaikan dan kita akan menuai kebaikan demikian pula sebaliknya jika kita menabur benih kejahatan maka akan tumbuh kejahatan dan kita akan menuai penderitaan.
Jangan pernah bosan dan jemu untuk menabur dan menanam benih kebaikan dimanapun kita berada seperti matahari yang selalu bersinar bagi manusia tanpa mengharapkan pujian dan penghargaan dari manusia untuk kebaikan yang telah ia lakukan.

Tabur dan tanam benih kebaikan , sirami dengan air kehidupan yaitu Firman dan jangan lupa memberi pupuk kasih,ketulusan dan keikhlasan maka kita akan melihat kebun kehidupan kita akan dipenuhi bunga Kemuliaan Tuhan..

“Tujuan dari keadilan Tuhan”

Keadilan berasal dari kata dasar adil yang artinya tidak sewenang-wenang, tidak memihak atau tidak berat sebelah, dengan demikian keadilan Tuhan bererti adanya tindakan yang dilakukan Tuhan terhadap manusia, yang didasarkan pada kebenaran Tuhan. Kenyataan mengungkapkan, bahwa ketika kita mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan kita akan berkata dan bertanya pada Tuhan, mengapa Tuhan membiarkan kegagalan ini menimpa saya? mengapa kematian itu harus menimpa pada keluarga saya? dan berbagai pertanyaan lainnya muncul, sesuai dengan keadaan real yang kita alami. Kita bertanya seolah-olah minta pertanggung-jawapan Tuhan atas peristiwa buruk yang kita alami, atau kita bertanya seolah-olah Tuhan tidak peduli pada hidup kita, tanpa kita mau memawas diri dan mau memahami akan peristiwa yang sementara kita alami, seolah-olah menempatkan Tuhan sebagai pihak yang bersalah. Mengapa kita tidak pernah bertanya pada Tuhan ketika kita mengalami suka cita? Walaupun sebagai manusia kita tidak tahu akan maksud Tuhan pada hidup kita, namun ketika kita alami hal buruk/tidak menyenangkan dalam hidup kita, harusnya kita tetap pasrahkan diri kita dan berharap penuh pada kasih-Nya, kerana jalan Tuhan adalah sempurna dan mendatangkan kebaikan, permulaan yang Tuhan lakukan dalam membentuk kualiti iman percaya kita pada-Nya, selalu dilakukan Tuhan dengan baik dan benar, kerana kita adalah milik-Nya dan Ia mau memakai hidup kita sesuai dengan maksud-Nya. Semakin kuat keberpihakan kita pada Tuhan, ketika hidup kita di landa badai, maka kualiti iman kita semakin baik … Mzm 73 : 26 … “sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” …. Komitmen ketaatan kita pada Allah, harus diwujudnyatakan melalui ketegaran kita dalam hadapi berbagai pergumulan hidup, ertinya saat peristiwa buruk kita alami, iman dan pengharapan kita pada Allah tidak boleh goyah…

Berkat Yang Pasti

Banyak orang berpendapat ketika banyak duit maka mereka dapat membeli kebahagiaan dan kepuasan. Nyatanya masih ada orang yang hidup bergelimangan harta dan tidak kekurangan duit mati trajidi dengan cara bunuh diri, ada yang melompat dari apartment, ada orang yang begitu memiliki banyak duit, menyalahgunakan duit yang dimiliki dengan bermabuk-mabukan, bermain judi, mencari wanita/lelaki idaman lain, yang lebih parah lagi adalah mengambil bahkan menjadi penagi dadah.

Adapula yang semakin bertambah harta dan kekayaannya, semakin bertambah pula kekuatiran dan rasa takut serta kehilangan damai sejahtera. Ternyata banyaknya duit dan harta kekayaan yang dimiliki seseorang tidak selalu menjawap dan memenuhi keperluhan kita yang paling utama.

Di sisi lain kita juga pasti pernah melihat orang-orang ataupun keluarga yang mungkin tidak memiliki kehidupan yang bergelimangan harta dan hidupnya sederhana, namun mereka dapat hidup bahagia, sekalipun yang kita miliki lebih dari mereka tetapi mereka boleh lebih bahagia dari kita.

Ada orang yang terlalu giat bekerja sampai keluarga dan kesihatan dikorbankan demi mengejar pencapaian yang diperolehi kesuksesan dan kekayaan yang lebih besar bahkan yang paling buruk, hubungan dengan Tuhan dikorbankan demi mengejar duit dan kekayaan. Di perusahaan begitu banyak mendapatkan sanjungan, penghargaan dan mendapatkan kedudukan yang tinggi akan tetapi gagal dalam kehidupan berumahtangga. Hingga pada akhirnya, lupa menjaga kesihatan lalu drop dan terbaring lemah di Rumah Sakit. Apa gunanya hidup jika kita mengejar kekayaan tanpa berhenti menyebabkan kesihatan menurun, hubungan dengan keluarga, pasangan dan anak tidak lagi harmoni pada akhirnya harus membayar harga yang mahal dengan menghabiskan duit yang dihasilkan dari usaha yang mengorbankan kerohanian, keluarga dan kesihatan.

Hidup ini tidak perlu dibuat sulit, hidup ini sederhana. Jika apa yang benar-benar kita perlukan sudah terpenuhi, mengapa masih ada rasa tidak puas? Mengapa tidak ada kata cukup? Mengapa tidak berhenti sejenak untuk memberikan waktu dan perhatian kepada tubuh kita untuk berehat seketika? Mengapa tidak menyempankan waktu untuk bersaat teduh, menikmati waktu yang disediakan untuk diam dalam hadirat Tuhan mendengar suaraNya, mencari tuntunanNya dan menikmati hadiratNya? Jangan sampai kita menyesal kerana telah mengorbankan waktu yang berharga bersama keluarga kerana belum tentu kenanngan berharga itu terulang kembali.

Belajarlah untuk berkata cukup dan berterimakasih kepada Tuhan untuk berkat yang boleh kita nikmati hingga hari ini. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk berehat. Tuhan telah memberikan bahagian yang seimbang, bila kita harus bekerja dan bila kita harus berhenti dari rutin untuk mengevaluasi dan menyegarkan kembali jiwa kita.

Banyak orang yang kemurungan kerana kesibukan dalam pekerjaan, terlalu sibuk padahal sudah waktunya untuk rehat. Marilah kita renungkan untuk apa kita hidup? Apakah yang terpenting dan terutama yang harus kita keutaman. Jangan ubah keutaman terutama dan menukarnya dengan hal yang sia-sia dan menjaring angin. Ketika kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan bangga dengan pencapaian kerana hasil usaha sendiri, maka sudah waktunya kita harus waspada. Kerana pencapaian yang kita raih tak luput dari campur tangan Tuhan dan dalam sekejap Tuhan dapat menggoncang dan mengubah status kita yang serba berkelimpahan menjadi berkekurangan bahkan miskin dalam sekejap kerana kesombongan kita.

Jika kita telah mendapatkan pekerjaan yang kita ingini, mengucap syukurlah dan berikan yang terbaik yang kita miliki yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan sebagai wujud rasa syukur kita kepada Tuhan. Berikan waktu yang terbaik, yang pertama, jangan hanya tinggal sisanya. Berikan persembahan dan persepuluhan yang benar maka Tuhan akan melipatgandakan berkat agar kita dapat menjadi saluran berkat. Rendahkan hati kita, akuilah Tuhan dalam segala hal dan selalu berpegang pada perintah dan janji Tuhan. Hiduplah selalu dalam kebenaran. Kerana hidup dalam jalan kebenaran Tuhan, hidup yang selalu menaati Tuhan dan percaya kepadaNya, hidup yang mengandalkan Tuhan dalam segala hal adalah hidup yang penuh erti, berlimpah kebahagiaan, penuh sukacita dan membawa kita kepada kehidupan yang berkemenangan.

"Berkat ada di atas kepala orang benar" (Amsal 10:6a).

Ingat! orang benar tidak mengejar berkat tapi orang benar dikejar berkat..

‎( SETIA DALAM KEKOSONGAN )

"Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsaMulah bangsaku dan AllahMulah Allahku (Rut 1:16)

"Ada duit abang disayang, tidak ada duit abang ditendang." Inilah sebuah ungkapan yang menyatakan ketidaksetiaan. Tak mudah memang untuk setia, apalagi jika kesetiaan tidak hanya untuk diucapkan, tetapi perlu dibuktikan.

Ada tiga penguji kesetiaan. Pertama, waktu. Seberapa lama kita boleh setia? Kedua, jarak. Kita boleh setia saat dekat, tetapi bagaimana jika kita terpisah jauh? Ketiga, keadaan. Kalau lagi senang kita akan setia, tetapi bagaimana jika dalam keadaan yang sulit?

Rut adalah seorang yang setia. Waktu Naomi dan keluarganya baru datang ke Moab, mereka adalah keluarga yang memiliki harta. Jadi, boleh dikatakan Rut menikah dengan anak dari keluarga yang lumayan berada-Alkitab tidak menyebut berapa banyak kekayaan Naomi, tetapi ada pernyataan bahwa Naomi "pergi dengan tangan penuh" (1:21). Akan tetapi, setelah Elimelekh dan kedua anaknya meninggal dunia, Naomi jatuh miskin "tetapi dengan tangan kosong Tuhan memulangkan aku". Di sinilah kesetiaan Rut diuji dan ia berhasil. Rut tidak meninggalkan Naomi dalam "kekosongannya".

Mudah sekali untuk setia kepada orang yang banyak harta benda dan tinggi kedudukan. Sebaliknya, sulit sekali untuk setia kepada orang yang sedang jatuh atau tidak punya apa-apa lagi. Rut bisa tetap setia kerana dasar kesetiaannya adalah kasih, bukan harta. Oleh sebab itu, jikalau kita mau menjadi orang yang setia, baik kepada istri atau suami, pelayanan, bahkan kepada Tuhan, kita harus mengubah asas kesetiaan kita. Biarlah kasih yang selalu menjadi alasan mengapa kita setia..

JANGAN BIARKAN KESETIAAN KITA DITENTUKAN OLEH HARTA TETAPI TENTUKANLAH KESETIAAN KITA OLEH KASIH TUHAN~!!

“ MEMBERSIH-BERSIH “

Pada waktu-waktu tertentu saya selalu "membersihkan" komputer/laptop yang tiap hari saya pakai. Tentu pengertian di sini bukan hanya membersihkan bagian luarnya saja melainkan membersihkan file-file yang yang ada di dalamnya. File yang tidak perlu saya hapus dan saya buang, saya juga merapikan folder supaya memudahkan pencarian file. Apa yang terjadi jika memori komputer/laptop saya sudah penuh dan saya tidak membersih-bersihkanNya? Sudah pasti saya tidak akan boleh menambah file baru di komputer/laptop saya.

Prinsip yang sama berlaku saat kamu menyimpan baju di lemari kamu. Jika lemari kamu sudah penuh dengan baju lama kamu itu, baju yang bahkan tidak pernah kita pakai, itu mungkin alasan mengapa kita tidak punya lebih banyak baju baru. Tidak ada tempat untuk menyimpannya.


Kesimpulannya, jika ada hal baru yang kita inginkan dalam kehidupan kita ini, apapun itu. Kita harus memberi tempat untuknya. Hal ini tentu saja juga berlaku dalam kehidupan rohani kita. Kita tidak akan pernah mendapatkan hal yang baru dari Tuhan, jika kita tidak menyisakan tempat untuknya. Kita harus berani membuang "kehidupan lama" kita agar mendapatkan "kehidupan yang baru"

Lepaskanlah yang lama untuk mendapatkan yang baru. Lepaskan diri kita dari masa lalu kita yang buruk dan yang selalu menghantui kita. Lepaskan diri kita dari trauma-trauma masa lalu. Buanglah kebiasaan-kebiasaan baru. Jadikan bulan baru ini sebagai saat untuk kita melihat kembali hidup kita. Inilah waktu untuk "membersih-bersih" dan membuang bagian hidup kita yang tidak perlu, menyusun semula keutamaan hidup kita lagi, dan memperbarui dalam hidup ini..

“Gunakan hidup kamu selagi ada kesempatan”

Manusia hidup dalam ruang dan waktu yang sangat singkat, untuk itu waktu yang ada harus dipakai sedemikian rupa, agar tidak saja bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga bermanfaat bagi sesama, terutama bagi Tuhan. Ada begitu banyak berkat berupa harta melimpah bagi kita, namun terkadang dalam kelimpahan, kita melupakan orang miskin atau orang susah, kita juga lupa bahwa berkat yang Allah berikan berupa harta/kekayaan pada kita, adalah sebenarnya milik Allah, sehingga kita wajib menjadi saluran berkat bagi sesama yang memperlukannya. Kita harus belajar dari kehidupan orang kaya dengan Lazarus, agar kita boleh tahu sampai sejauh mana kasih kita kepada sesama … Mat 22 : 39 b … “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” … Ada begitu banyak orang yang menderita, akibat kemiskinan, cacat fizik sehingga tidak mampu bekerja untuk mencari sesuap nasi dan penderitaan lainnya. Mereka memperlukan sentuhan kasih atau bantuan dari kita yang mampu untuk menolong mereka, kita tak boleh hidup egois kerana Allah tidak pernah menutup pintu berkat-Nya, ketika harta atau kekayaan kita berkurang kerana kita membantu sesama kita yang berkekurangan, selagi kita masih hidup dan ada kesempatan, kita belum terlambat untuk berbuat baik dan berbagi kasih pada sesama kita. Alangkah indahnya hidup ini, saat kita hidup sebagai anak Tuhan yang saling memperhatikan dan saling membantu…

‎~MENCUKUPKAN DIRI~

“Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu”
(Lukas 3:14)

Barangkali ada kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia adalah kata "cukup". Hampir semua karyawan merasa kalau gajinya belum boleh dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang,kurang dan kurang....
Bilakah kita boleh berkata cukup?

Cukup bukanlah soal "berapa" jumlahnya.
Cukup adalah persoalan "kepuasan hati".
Cukup hanya boleh diucapkan oleh orang yang boleh "bersyukur".

Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan bererti membuat kita "berhenti" untuk berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diertikan sebagai keadaan bertakung dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang "telah" kita terima,bukan apa yang "belum" kita dapatkan atau kita miliki.

Jangan biarkan ketamakan manusia membuat kita sulit untuk berkata cukup, sehingga mulai berkompromi dengan dosa untuk dapat memenuhi kebutuhan duniawi yang tidak mengenal kata cukup dengan menipu,merampas, mencuri bahkan rasuah,dimana semuanya hanya akan memberikan kepuasan semu dan secara perlahan akan mengheret kehidupan kita dalam penderitaan.

Belajarlah "mencukupkan diri" dengan apa yang ada pada diri kita hari ini dan belajarlah untuk mensyukuri apa yang telah kita miliki kerana masih banyak orang yang kurang beruntung kehidupannya jika dibandingkan dengan kita

Belajarlah untuk berkata "Cukup" dengan selalu mengucap syukur untuk apa yang telah kita miliki maka suka cita dan damai sejahtera akan melingkupi kehidupan kita..

‎"Bersukacitalah senantiasa"

(1 Tesalonika 5:16)

Apa erti "SENANTIASA"? Ertinya, apapun yang terjadi kita tetap bersukacita. Alkitab tidak menasihatkan agar kita tetap bersukacita bila cuaca sedang cerah atau baik, sedangkan bila cuaca sedang suram atau buruk, kita tidak bersukacita.

Sukacita beza dengan gembira. Kegembiraan tergantung pada keadaan sekitar, sedangkan sukacita bersumber dari kehadiran Allah dalam hidup kita. Kehadiran-Nya sama sekali tidak tergantung pada keadaan sekitar kita, tetapi tergantung pada hubungan kita dengan diri-Nya. Itu sebabnya, sukacita kita tidak tergantung pada keadaan sekitar kita, sebaliknya tergantung pada bagaimana hubungan pribadi kita dengan Tuhan.

~OKINIKUTAU~

Tahukah Anda bahwa Gereja Katolik memiliki (t)radisi untuk mendedikasikan hari dan bulan kepada Kristus dan/atau orang kudus/misteri ilahi tertentu?

HARI:

Minggu : Kebangkitan dan Allah Tritunggal
Isnin : Roh Kudus dan Jiwa-jiwa di Api Penyucian
Selasa : Para Malaikat Kudus
Rabu : Sto.Yosef
Khamis : Sakramen Mahakudus (Ekaristi)
Jumaat : Wafat Kristus dan Hati Kudus Yesus
Sabtu : Santa Perawan Maria dan Hati Tak Bernoda Maria

BULAN:

Januari : Nama Kudus Yesus dan Kanak-kanak Yesus
Februari : Keluarga Kudus
Mac : Sto.Yosef
April : Sakramen Mahakudus (Ekaristi)
Mei : Bunda Maria
Jun : Hati Kudus Yesus
Julai : Darah Kristus
Ogos : Hati Tak Bernoda Maria
September : Tujuh Dukacita Maria
Oktober : Rosario (dan non-formal : para Malaikat Kudus)
November : Jiwa-jiwa di Api Penyucian
Disember : Maria Dikandung Tanpa Noda

Semoga dapat diajarkan pada anak-anak kita.Tidak ada doa-doa khusus, namun kita semua dapat mengarahkan devosi kita sesuai panduan hari dan bulan tersebut di atas.Semoga kita semua dapat menjalani setiap detik dan hari kita dengan hati dan budi yang selalu terarah kepada Tuhan.

~IOJC (tu scis quia amo te)~

"Makna Tata Gerak dalam Perayaan Ekaristi"

BILAKAH KITA MEMBUAT TANDA SALIB DALAM PERAYAAN EKARISTI? APA MAKNANYA?

Kita membuat tanda salib saat:
1. Memasuki Gereja dengan air suci, bererti kita mengingat Sakramen Pembaptisan yang kita terima.. Bagaimana jika belum dibaptis? Mereka tetap boleh membuat tanda salib dengan air suci..

2. Mengawali dan menutup Perayaan Ekaristi..

3. Saat menerima percikan air suci, pengganti Penyataan Tobat..

4. Memulai bacaan Injil dengan membuat tanda salib pada dahi, mulut, dan dada.. Ertinya kita mengungkapkan hasrat agar budi diterangi, mulut disanggupkan untuk mewartakan, dan hati diubat oleh Sabda Tuhan..

Di luar itu, apakah BOLEH membuat Tanda Salib? Boleh, hanya saja perlu diingat bahwa hendaknya tanda salib dibuat dengan pengayatan penuh dan bermakna, sehingga tanda salib tidak hanya menjadi gerakan ritual kosong tanpa makna yang malahan mengaburkan makna tanda salib apabila terlalu sering membuat tanda salib.. Lebih baik kita ikuti aturan yang sudah ada dalam Tata Perayaan Ekaristi (TPE)..