Friday 15 June 2012

"BUNGKUS atau ISI"

Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan bila Anda HANYA menguras pikiran untuk mengurus BUNGKUS-nya saja dan mengabaikan ISI-nya.

Bedakanlah apa itu "BUNGKUS" nya dan apa itu "ISI"nya.

"Rumah yg Indah" itu hanyalah bungkusnya; "Keluarga Bahagia" itu isinya.

"Pesta Pernikahan" itu hanya bungkusnya; "Cinta Kasih, Pengertian, dan Tanggung Jawab" itu isinya.

"Ranjang Mewah" hanya bungkusnya; "Tidur Nyenyak" itu isinya.

Kekayaan itu hanya bungkusnya ; "Hati yg rindu utk selalu memberi" itu Isinya.

"Makan Enak" hanya bungkusnya; "Gizi, Energi, dan Sehat" itu isinya.

"Kecantikan dan Ketampanan" hanya bungkusnya; "Kepribadian dan Hati yg Tulus" itu isinya.

"Bicara" itu hanya bungkusnya; "Kenyataan" itu isinya.

"Buku" hanya bungkusnya; "Pengetahuan" itu isinya.

"Jabatan" hanya bungkusnya; "Pengabdian dan Pelayanan " itu isinya.

"Beribadah / Beragama " itu hanya bungkusnya; "Melakukan Ajaran" Agama itulah isinya.

"Kharisma" hanya bungkusnya; "Karakter" itulah isinya.

UTAMAKANLAH ISINYA, namun Rawatlah Bungkusnya..!!!!

»» CERMIN DIRI ««

Renungan bersama ~ semua orang ada didepan. kita dapat melihatnya dengan jelas...terlebih lagi segala kekurangan pasangan kita dan juga orang2 disekitar kita kerna kita tidak dapat melihat kekurangan yang ada pada diri kita sendiri sekiranya kita asyik saja melihat kekurangan dan kelemahan sesama...maka inilah dikatakan EGOIS sehingga kita tidak dapat melihat mata hati kita yang penuh kelemahan dan kekurangan dalam diri kita juga.

Makanya cubalah kita cermin diri kita sendiri bahwa kita lebih banyak kekurangan dan kelemahan kalau dibandingkan orang yang kita hakimi. apa yang penting buka hati kita JANGAN malu dan ragu melihat siapa diri kita yang sebenarnya. disaat kita menyadari segalanya setelah melihat CERMIN itu kita mudah menerima diri kita seadanya SUPAYA kita TIDAK ASYIK melihat saja kekurangan dan kelemahan sesama kerna KITA dan MEREKA adalah SAMA....TIDAK ADA YANG SEMPURNA.

"BERDAMAILAH DENGAN SESAMAMU"

Injil: Mat.5:20-26

Banyak kali kita memaksa Tuhan untuk mengampuni kita, mendengarkan jeritan hati kita, serta mengabulkan permohohan dan doa kita, sementara hati kita tetap menyimpan dendam, benci, iri dan fitnah terhadap sesama kita. Banyak kali kita ingin agar Tuhan memperhatikan kita sementara kita tak pernah membuka mata terhadap derita sesama, mendengarkan kisah mereka serta memberi ruang di hati kita untuk mereka.

Syarat Tuhan sangat jelas pagi ini dalam Injil, jika engkau membawa persembahanmu tapi teringat ada sesuatu yang mengganjal di hatimu dengan sesamamu, pulanglah...berdamailah dengannya/mereka, kemudian datanglah dan ajukanlah persembahanmu kepada Tuhan, maka Tuhan akan menjawab engkau.

Intinya, di hadapan-Nya, Tuhan selalu bertanya kepadamu, bagaimana relasimu dengan saudara/sesamamu sama seperti Ia pernah bertanya kepada Kain tentang Abel. Karena itu, air mata mohon ampun dan maaf di hadapan Tuhan hanya bisa melambung lurus ke hadirat-Nya jika engkau menyingkirkan segala sikap iri, dengki, dendam dan fitnah di hatimu terhadap saudara/sesamamu. Berdamailah dengan sesamamu maka Tuhan membiarkan Diri-Nya tinggal di dalam engkau dan engkau di dalam Dia.

HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS Renungan: "ASAH OTAK TATA HATIMU"

Injil: Yoh 19:31-37

Lalu dari luka yang ditikam si prajurit keluarlah "Air dan Darah." yang memberikan kehidupan dan keselamatan kepada manusia. "Air dan Darah" yang mengalir dari lambung Yesus kemudian dijelaskan oleh Sang Pemilik kepada sekretaris kerahiman Ilahi-Nya, Santa Faustina sebagai berikut: "Dari pakain-Nya yang terbuka di dada keluarlah dua sinar besar; yang satu berwarna merah dan yang satu lagi berwarna pucat. Yang pucat melambangkan "air yang menguduskan jiwa-jiwa. Yang merah melambangkan darah yang memberi hidup bagi dunia." Yesus lalu menambahkan, "dua sinar itu keluar dari kerahiman-Ku ketika Hati-Ku dibukan dengan tombak di salib."

Hari ini kita merayakan "Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus," yang kiranya menarik kembali kita semua untuk melihat dan merenungkan sejauh mana "air dan darah" Yesus telah membuat kita hidup menjadi kudus/suci di dunia ini. Jikalau Hati-Nya menjadi sumber kelembutan, cinta dan pengampunan, maka hendaklah kita pun menata hati kita untuk menyerupai hati-Nya, menjadi sumber cinta, hidup dan pengampunan bagi orang lain. Pertanyaan yang patut kita renungkan adalah "apakah kita pun telah menjadi "air dan darah" (fungsi pengudusan dan memberi hidup) kepada orang lain bila memang kita telah menerima cuma-cuma dari Sang Pemilik Hati dan Kehidupan?"

Pesan saya kepada sahabat-sahabat selalu sama untuk menggunakan otak dan hati kita sebagai pemberian istimewa dari Sang Ilahi, yakni; "Asahlah otakmu selalu tapi jangan lupa tata hatimu." Otak menunjukkan kepintaran dan kehebatan (kejeniusan Anda) kepada orang lain, tapi hendaklah semuanya dilakukan dengan penuh kerendahan hati (fungsi hati) sehingga kepintaranmu tidak menjadi ancaman bagi orang lain melainkan sebaliknya mejadi berkat bagi mereka yang membaca dan mendengarkan engkau setiap saat. Intinya, "asah otakmu tapi jangan lupa tata hatimu."

Memberikan Yang Terbaik

Ada cerita tentang seorang tukang yang sangat ahli membuat bangunan dan telah bekerja selama puluhan tahun disuatu perusahaan property, suatu hari ia meminta berhenti bekerja alias pensiun pada sang pemilik property di mana ia bekerja.

Pemilik perusahaan mengijinkan ia pensiun, namun si tukang diminta membuatkan sebuah rumah sebagai tugas terakhir. Si tukang yang sudah sangat ingin menikmati masa pensiunnya merasa ragu sebetulnya dan mau tidak mau dengan perasaan kurang senang akhirnya diterima juga tugas terakhir ini.

Ia memulai pekerjaannya tidak sepenuh hati. Ia tak sungguh2 memilih material yang terbaik maupun dalam pengerjaannya. Sehingga rumah yang dibangunnya itu tak memiliki kualitas terbaik yang sebenarnya dapat ia berikan.

Setelah rumah selesai dibangun, ia menyerahkan kuncinya pada pimpinannya.. Namun tanpa diduga ternyata rumah yang dibangun itu diserahkan baginya sebagai penghargaan atas pengabdiannya puluhan tahun ini. Betapa terkejutnya si tukang bercampur penyesalan, andai ia tau bahwa rumah itu untuknya pasti akan dibangun dengan cara yang berbeda dan sepenuh hati.

Kehidupan yang kita bangun setiap hari ibarat membangun rumah yang akan kita tempati kelak. Seharusnya kita membangunnya dengan memberikan yang terbaik dengan sepenuh hati. Terlebih lagi bahwa penikmat utama karya2 hidup kita adalah Tuhan. Oleh sebab itu Mari Capai Tujuan Akhir Dengan Pengabdian yang Terbaik Setiap Hari !!!

Ayat Renungan :: Kolose 3:23

AKU ADA UNTUK TUHAN DAN SESAMA

Pernahkah kita memikirkan dan merenungkan betapa mulianya Tuhan yang telah menciptakan tubuh kita dengan begitu sempurna? Dan tahukah kita apa sebenarnya tujuan Tuhan menciptakan kita? Tangan, kaki, mata, mulut, dan lain sebagainya. Sebenarnya semua ini untuk apa? Apakah hanya untuk membantu kita memenuhi kebutuhan sehari-hari atau ada fungsi lain selain hal tersebut?

Kita adalah ciptaan yang paling luhur yang pernah ada, namun kendatipun demikian kita tetap dan bahkan selalu tergantung kepada orang lain karena memang demikianlah kodrat kita sebagai manusia. Kita saling membutuhkan! Benarlah ungkapan asing yang mengatakan “no man is an island”

Mungkin di antara kita berkata: “bagaimana saya dapat membantu orang menuju kepada keselamatan sedangkan saya sendiri terlahir tidak sempurna?” mungkin Saudara cacat: bisu, tuli, buta, dan mungkin cacat fisik lain atau kita begitu sempurna secara fisik namun enggan bertindak karena menganggap tidak layak. Ungkapan-ungkapan demikian memang sangat manusiawi. Ya, memang kita selalu menganggap diri kita rendah di hadapan Tuhan; dan, memang begitulah seharusnya kita bersikap di hadapan Tuhan. Namun yang menjadi permenungan kita berikutnya adalah bagaimana kekurangan itu kita bawakan dalam hidup sehari-hari.

Injil hari ini membawa kita kepada permenungan tentang fungsi badan kita; tubuh yang telah dianugerahkan Tuhan; baik yang sempurna ataupun yang kurang sempurna hendaknya kita gunakan untuk keselamtan diri kita dan juga bagi orang lain sehingga nama Tuhan semakin dimuliakan. Tuhan kita melalui Injilnya mengajak kita untuk menggunakan tubuh kita sebagai alat atau perpanjangan tangan Tuhan supaya semakin banyak orang diselamatkan. Dengan tegas, Injil hari ini mengatakan “Jika matamu menyesatkan… lebih baik mata itu dicongkel..lebih baik kamu masuk surga dengan… Keterbatasan dan kemampuan yang kita miliki hendaknya kita gunakan untuk membantu orang lain supaya semakin dekat dengan Tuhan bukan membuat orang lain semakin jauh dari Tuhan. Kalau memang anggota tubuh kita hanya kita gunakan untuk keuntungan pribadi hendaknya mulai saat ini kita merobah diri supaya dapat diterima Tuhan kelak.

Segala kebaikan yang pernah kita lakukan tidak akan pernah dilupakanTuhan dan akan tiba waktunya Dia memperhitungkannya bagi kita. Maka marilah kita hidup sebagai garam yang baik, yang menggarami kehidupan orang-orang di sekitar kita supaya kelak kita dapat berbahagia dengan-Nya. Mari menggunakan seluruh anugerah Tuhan yang telah kita terima demi kemuliaan-Nya dan keselamatan orang lain.

Doa

Ya Tuhan, kami sering menggunakan tubuh kami hanya untuk kesenangan kami sendiri, bahkan kami terkadang menggunakan kepintaran kami untuk memojokkan orang yang sederhana. Kami mohon semoga lewat sabda-Mu hari ini kami semakin mampu mewartakan kasih-Mu kepada sesama kami sehingga anugerah yang telah Engkau berikan kepada kami sungguh berguna bagi keselamatan jiwa-jiwa dan demi kemuliaan-Mu.

KASIH KARUNIA, RAHMAT, DAN DAMAI SEJAHTERA

Kita pasti sering sekali mendengar ketiga kata tersebut. Kasih karunia, Rahmat, dan Damai Sejahtera. Secara umum, ketiga hal tersebut berasal dari Allah dan diberikan kepada manusia. Sudah seharusnya kita mengucapkan syukur kepada Allah atas semua kebaikannya yang tidak pernah berkesudahan.

Kata kasih karunia dan damai sejahtera ditemukan di semua salam Paulus dalam surat-surat Perjanjian Baru-nya bagi gereja-gereja. Dan dalam suratnya kepada Timotius dan Titus, ia juga mencantumkan kata kasih karunia: “Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita” (2 Tim. 1:2). Mari kita kupas setiap kata-kata ini.

Kasih karunia adalah sesuatu yang diberikan Allah kita yang kudus kepada kita, manusia berdosa, yang tidak layak menerimanya. Dalam Kisah Para Rasul 17:25, kita belajar bahwa “Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.” Bahkan di masa kegelapan kita, kekuatan diberikan Allah supaya kita dapat bertahan.

Rahmat merupakan sesuatu yang pantas kita terima dan tidak ditahan-tahan oleh Allah. Dalam Ratapan 3:22, kita membaca, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habis nya rahmat-Nya.” Bahkan ketika kita memberontak pun, Allah memberikan waktu dan pertolongan bagi kita untuk kembali pada-Nya.

Damai sejahtera adalah sesuatu yang diberikan Allah bagi umat-Nya. Yesus berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai Sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu; dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yoh. 14:27). Bahkan di masa-masa terburuk pun, kita memiliki kedamaian batin karena Allah kita yang memegang kendali.

Kita dapat dikuatkan bahwa di sepanjang hidup kita, Tuhan akan memberi kita kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera yang kita butuhkan untuk menjalani hidup bagi-Nya. Jadi apa lagi yang perlu kita kuatirkan? Tidak ada. Percayalah dan serahkan segenap pergumulan dan hidup kepada Tuhan Allah, dan Dia akan bertindak!

KALA HATI MERASA LELAH ... KATAKAN IMAN JANGAN MENYERAH ... PUSH ...

Yesaya 57 : 16 - Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.

Jika Tuhan membawa kita ke Pinggir Jurang, Percaya Dia sepenuhnya. Yang terjadi adalah, Dia akan menopang kita saat kita jatuh atau mengajarkan kita bagaimana kita terbang.

Didalam setiap tantangan yang kita hadapi di dunia ini, Selalu Tuhan memberikan harapan kepada yang tidak menyerah, mujizat masih terjadi kepada yang percaya dan Tuhan Tidak akan meninggalkan mereka yang berjalan bersamaNya.

Kepercayaan tingkat bawah mengatakan : Tuhan sanggup melaksanakan
Iman menengah mengatakan : Tuhan akan melakukannya
Kedahsyatan Iman selalu berucap : Tuhan telah melakukannya

Kedekatan atau jarak antara Solusi dan Tantangan adalah sejauh Doa. Atau sejauh kaki dan lantai. Orang yang berlutut memohon pertolongan Tuhan maka apapun boleh terjadi didalam hidupnya.

Banyak alasan bagi kita untuk menyerah kalah, Tapi didalam Tuhan Banyak alasan bagi kita untuk tersenyum mengahadapi segala tantangan.

Wang boleh memberikan apa saja didunia, Tapi Wang tidak boleh membeli kebahagiaan. Dan kebahagiaan sejati berada di Tangan Tuhan saja. Tuhan merupakan sumber kebahagiaan SEJATI ... PERCAYALAH ...

Seorang Sahabat Menaruh Kasih Setiap waktu dan menjadi Saudara dalam Kesukaran.

Utamakan kasih didalam persahabatan.

Namun, dari kegagalan itu kita dapat belajar terus untuk meperoleh keberhasilan...

Orang yang gagal adalah orang yang takut dan tidak pernah mencuba untuk melakukan segala sesuatu kerana takut akan kegagalan itu sendiri...

Tuhan adalah seperti seorang pandai besi yang sedang membuat pedang.

Pedangnya adalah kita

Di dalam hidup ini kita akan banyak menemui kegagalan karena itulah yang namanya hidup ... KEEP THE FAITH ...

Ketika segala sesuatunya terlihat SUSAH, lakukan PUSH
Ketika AWAN HITAM menyelimuti kita. Lakukan PUSH
Dimana sepertinya jalan didepan BUNTU. Lakukan PUSH
Yang HATI MERASA LELAH. Lakukan PUSH
Tuhan sepertinya MENJAUH. Lakukan PUSH
Kalah HATI MERASA LELAH. Lakukan PUSH
Ketika SUARA HATI NURANI LEMAH. Lakukan PUSH
LAKUKAN PUSH ... SUPAYA IMAN BERKATA : AKU TIDAK AKAN MENYERAH

PUSH = PRAY UNTIL SOMETHING HAPPEND

Mintalah dengan iman dan ketaatan akan Firman Tuhan Yesus, dan keinginan yang sesuai dengan kehendak Bapa akan terjadi didalam kehidupan kita semua .... Halleluya ... Amen ....

Yesaya 40 : 29 - Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

Tuhan Yesus Memberkati .... TETAP SEMANGAT ...

HIDUP TAPI MATI

"Dan tuliskanlah kpd malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yg memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu sgl pekrjanmu: engkau dikatakan hdp, pdhl engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yg msh tinggal yg sdh hampir mati, sebab tdk satupun dr pekrjanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Krn itu ingatlah, bagaimana engkau tlh menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Krn jikalau engkau tdk ber-jaga2, Aku akan datang spt pencuri dan engkau tdk tahu pd wkt manakah Aku tiba2 datang kpdmu. Tetapi di Sardis ada beberapa orang yg tdk mencemarkan pakaiannya; mrk akan berjln dgn Aku dlm pakaian putih, krn mrk adl layak unt itu. Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yg demikian; Aku tdk akan menghapus namanya dr kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengakui namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yg dikatakan Roh kpd jemaat-jemaat." (Wahyu 3:1-6)

======> Surat Wahyu tersebut ditulis oleh Rasul Yohanes dr hikmat Roh Kudus unt jemaat Sardis spy mereka waspada dgn pertumbuhan rohani dan pelayanan mereka kpd Tuhan. Surat ini bkn sekedar berisi nasehat atau pujian melainkan teguran kpd jemaat di Sardis. Meski mereka sudah aktif melakukan pekerjaan Tuhan, namun Tuhan katakan "tdk satupun dr pekerjaan Aku dapati sempurna dihadapan AllahKu" (ayat 2)

Kenapa pelayanan kepada Tuhan mendapat teguran dr Tuhan? Tentu ada yg salah, ada yg keliru, ada yg tak beres, ada yg hrs diperbaiki. Jemaat Sardis ditegur karena melayani tanpa hati yg benar dihadapan Tuhan. Mereka melayani dgn motivasi yg salah. Oleh karena itu Tuhan menegor mereka dgn kata2, "engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati." (ayat 1b)

Dikatakan "hidup" krn dr luar kelhtan bhw mereka bekerja unt Tuhan, tapi dikatakan jg "mati" karena hati dan motivasi mereka tdk benar. Mereka dikatakan "mati" karena hati mereka belum beres dihadapan Tuhan dari sudut pandang Tuhan, karena hati atau apa yg tdk kelihatan jauh lebih penting dari apa yg kelihatan.

Jadi, sekalipun kita aktif ke gereja, berdoa, membaca Alkitab tiap hari, menyumbang uang ke gereja, bahkan aktif terlibat dalam melayani pekerjaan Tuhan spt menjadi pengkhotbah,pembagi firman dunia maya, kepala departemen, pengurus/pemimpin di gereja/komsel/komunitas grup rohani dimanapun (dunia maya/nyata), dll. Tapi jika hati kita belum benar2 beres dihadapan Tuhan semuanya itu sia-sia belaka.

Cara menditeksinya mudah cari tahu apakah kt msh termasuk manusia duniawi?

"Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?" (1 korintus 3:3)

Pesan Tuhan buat kita adl, jika ada dosa, mungkin kebencian, iri hati, pemberontakan, dll mari kita bertobat. Mari kita bereskan sgl sesuatu yg belum beres berkenaan dgn hubungan kita dgn Tuhan. Jika kita mengaku segala dosa kita maka Tuhan itu setia dan adil, maka Ia akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9)

‎* KEMATIAN *

Ada sebagian orang yang memandang kematian sebagai sebuah tragedi terbesar dan paling mengerikan selama hidupnya, sehingga mereka enggan untuk membicarakannya.
Mau atau tidak mau; suka atau tidak suka, setiap manusia harus menghadapinya.

Ibrani 9:27
"Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,"

Tidak seorangpun yang tahu kapan ajal akan menjemput, tetapi bijaksanalah orang yang selalu siap sedia kapanpun kematian itu datang.
Kematian merupakan pintu gerbang untuk masuk dalam kemuliaan yang Tuhan sediakan, dan kita dapat belajar dari Rasul Paulus dalam memandang kematian.

Filipi 1:12
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."

Kita hanya akan menerima kemuliaan itu jika kita berjalan dalam kebenaran firman Tuhan selama hidup di dunia fana ini.
Sebaliknya, jika kita dengan sengaja menjauh dari Tuhan dan hidup dalam dosa, maka hukumanlah yang menanti kita di kekekalan. Karena semua orang akan menerima sesuai dengan apa yang diperbuatnya.

2 Korintus 5:10
"Sebab kita semua harus menghadapi takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat."

Untuk itu berusahalah untuk selalu mengasihi Tuhan dengan taat pada firmanNya, dan jangan terlena dengan kenikmatan yang dunia suguhkan!!

Planning & Praying

Amsal 19:21
Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana.

Perencanaan adalah menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam mencapai suatu tujuan. Tujuan keseluruhan suatu proyek, kegiatan apa yang harus dilakukan, urutan pelaksanaan serta sumber daya yang diperlukan, semuanya merupakan rangkaian yang saling terkait dalam suatu perencanaan. Dibutuhkan pemikiran seksama dan wawasan yang luas untuk menyusun suatu perencanaan yang matang. Syukurlah Allah mengaruniakan akal budi untuk itu semua.

Bagi orang percaya, titik tolak dari segala macam perencanaan adalah rencana dan tujuan Allah atas pribadi kita, keluarga, perusahaan, komunitas dll. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,... yaitu rancangan damai sejahtera untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29:11). Maka langkah pertama dalam perencanaan adalah mengakui dan mencari petunjuk Allah. Ini yang dinamakan beriman.

Ada dua sikap ekstrim. Pertama, tidak membuat rencana sama sekali dengan alasan "bukankah Allah yang mengatur segalanya? Maka saya tinggal menanti-nantikan Dia saja". Kedua, sebaliknya! Seorang pemimpin berusaha membuat perencanaan sampai hal yang sekecil-kecilnya. Bahkan hasil akhirnya pun sudah masuk dalam perencanaan.

Perencanaan dan doa adalah kesatuan. Gunakanlah akal budi semaksimal mungkin dalam perencanaan, dilandasi iman dan penyerahan sepenuhnya kepada Allah dalam doa.

Allah mengaruniakan akal budi supaya kita memiliki iman yang teruji. Allah mengaruniakan iman supaya kita dapat memuliakan-Nya dengan akal budi.

TRUE LOVE..

“I love you”, ini adalah 3 kata yang tidak asing lagi di telinga kita, terutama di kalangan anak muda. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kata-kata ini sekarang sering diobral dan makna “love” sekarang menjadi semakin menurun nilainya. Apakah kasih hanya sekedar perasaan sesaat saja? Satu saat kita mengatakan “I love you” pada kekasih kita, tapi beberapa minggu, bulan, atau tahun kemudian kita berkata bahwa kita sudah bosan, atau kita sudah tidak mencintai orang tersebut lagi.

Sesungguhnya, bila kita ingin mengetahui tentang arti ‘kasih’ yang sesungguhnya, kita harus mempelajarinya dari Tuhan sendiri, karena “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8b) dan saat kita memandang wajah Tuhan, kita sesungguhnya sedang memandang kasih. Yohanes adalah satu-satunya murid yang memandang wajah Yesus muka dengan muka di bawah kayu salib karena murid-murid Yesus yang lain tidak berani untuk berada dekat-dekat dengan Yesus karena takut disangka sebagai komplotan Yesus. Saat itu di kaki kayu salib, saat memandang kedua mata Yesus, Yohanes menemukan makna kasih yang sebenarnya karena apa yang telah dilakukan Yesus di kayu salib adalah ekspresi terbesar dari kasih.

Dampak yang dia rasakan dari pewahyuan mengenai kasih telah mengubahnya secara luar biasa. Dahulu Rasul Yohanes adalah orang yang temperamen, sombong, dan kasar, bahkan dia dijuluki sebagai anak guntur dalam Alkitab (Markus 3:17). Dulu saat ada orang yang mengusir setan di dalam nama Yesus, Yohanes mencegahnya karena merasa bahwa dia bukan pengikut Yesus (Lukas 9:49). Lalu saat orang Samaria tidak mau menerima Yesus, Yohanes berkata, "…Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"(Lukas 9:54). Akan tetapi, Yohanes yang tidak sabaran dan temperamen ini kemudian pada akhirnya disebut-sebut sebagai Rasul Kasih. Dia menulis banyak pengajaran menyangkut kasih. Bagaimana Yohanes bisa berubah sedemikian drastisnya? Tentu saja jawabannya adalah karena dia sudah menyentuh dan merasakan kasih Tuhan secara nyata.

Yohanes mengatakan “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:7-10). Yohanes telah mengikuti Yesus selama 3 tahun dan mungkin dia pada awalnya merasa bahwa dia telah mengasihi Tuhan, tetapi pada akhirnya Yohanes sadar bahwa bukan dia, melainkan Tuhanlah yang telah sungguh-sungguh mengasihinya. Mari kita bercermin pada diri kita. Mungkin kita sering berpikir bahwa Tuhan itu susah untuk ditemukan, mungkin kita sudah meluangkan waktu untuk saat teduh, tetapi kita merasa hambar dan merasa bahwa Tuhan tidak berbicara apa-apa pada kita. Mungkin kita lalu merasa berkecil hati dan berpikir bahwa Tuhan tidak terlalu tertarik dengan pergumulan-pergumulan kita. Ketahuilah bahwa pikiran seperti itulah yang Iblis kehendaki untuk kita miliki. Tetapi sesungguhnya, Tuhanlah yang terlebih mengasihi kita dan ingin meluangkan waktu dengan kita. Ia selalu menunggu kita karena Ia ingin mendengarkan kita. Dia lebih peduli pada Anda jauh dari apa yang bisa Anda bayangkan.

Bila Anda mempertanyakan kasih Tuhan, renungkanlah karya Yesus di salib untuk Anda. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Yesus telah memberikan nyawa-Nya untuk Anda! Seringkali kita menganggap hal ini biasa karena sudah terlalu sering mendengar hal ini, tapi coba renungkan hal ini baik-baik. Coba bayangkan bila Anda rela memberikan nyawa Anda untuk seseorang, pastilah tidak ada hal lain apapun yang Anda tidak rela berikan, bukan? Karena nyawa sungguh merupakan hadiah terindah yang dapat kita berikan pada seseorang. Jadi kesembuhan, promosi, damai sukacita, dan berkat lainnya bukanlah tolak ukur seberapa besar kasih Tuhan kepada kita karena tolak ukur yang sebenarnya adalah penyerahan nyawa-Nya bagi kita. Akan tetapi tentu saja Tuhan ingin memberkati kita dengan hal-hal yang membuat kita bahagia, namun itu bukan tujuan utama-Nya. Tujuan utama-Nya adalah memastikan bahwa kita memperoleh hidup yang kekal dan juga membentuk karakter kita sehingga menyerupai Yesus, oleh sebab itu Dia mengizinkan kita melalui proses-proses yang terkadang terasa berat dan sulit.

Healing Quote:
Tuhan tidak pernah berjanji bahwa langit akan selalu biru dan cerah, akan ada saat dimana hujan turun dan badai bergelora. Tetapi Dia berjanji bahwa tangan kasih-Nya akan selalu menopang tanpa berkesudahan. Pandanglah wajah Yesus dan rasakan kasih-Nya terhadap Anda di setiap pergumulan hidup Anda.

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.” (Yohanes 15:9)

Karunia Memilih

Ulangan 30:19-20a
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 4; Yohanes 14; 1 Tawarikh 20-22

Menjadi dewasa. Seringkali merupakan dambaan seseorang merasa selalu dianggap anak kecil, atau mereka yang merasa kurang dewasa. Tapi menuju kedewasaan bukan proses instan, tapi dalam prosesnya seseorang perlu banyak melangkah. Langkah pertama dalam kedewasaan adalah menerima tanggung jawab sebagai siapa kita. Kepribadian kita tidak dibentuk sepenuhnya oleh apa yang terjadi pada kita, tetapi pada bagaimana kita meresponinya.

Kalau ada kebencian ditujukan kepada kita, bagaimana kita bereaksi? Kalau ada kata-kata yang tajam dan menyakitkan ditusukkan kepada kita, bagaimana kita bereaksi? Kalau ada perlakuan tidak adil diberikan kepada kita, bagaimana kita bereaksi? Banyak bentuk-bentuk emosi diperlihatkan sebagai pilihan reaksi. Beberapa di antaranya tampak benar dan wajar-wajar saja. Marah, kecewa dan sakit hati adalah reaksi alami dan paling umum dari seorang manusia.

Akan tetapi kita selalu punya pilihan lain. Allah memberikan sebuah karunia yang sangat besar kepada makhluk bernama manusia ini, yaitu kuasa untuk memilih. Ini karunia besar yang patut selalu kita sadari.

Biarlah kita belajar menerima tanggung jawab, bahwa kita punya kuasa untuk memilih, dan apa yang kita pilih akan menentukan menjadi apakah kita di masa mendatang.

Karunia Allah terbesar bagi kita adalah karunia untuk memilih.