Thursday 22 March 2012

SEPERTINYA LURUS

Amsal 21:2 Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.

Sudah waktunya untuk berdoa, tetapi seseorang terkadang tidak dapat melaksanakannya. Disebabkan berbagai alasan. Untuk menebus rasa bersalahnya karena tidak berdoa di jam doa, maka ia melakukan perbuatan baik lain. Dalam pemikirannya mungkin hal itu sudah cukup membuat Allah senang. Sebenarnya kita berdoa bukan hanya di waktu tertentu saja atau disaat sedang ingin berdoa. Tetapi berdoa harus setiap saat.
Itu hanya salah satu contoh saja, bagaiman terkadang kita berpikir bahwa apa yang kita perbuat sudah benar. Sering sebuah pertengkaran terjadi hanya karena masing-masing merasa diri benar. Tidak mau mengoreksi, apakah memang kita bersalah ? Bila kita tidak dapat mengoreksi diri dan merasa selalu hidup lurus, maka kita akan terbentuk menjadi orang yang merasa tidak pernah berbuat dosa atau kesalahan. Sehingga tidak mau mengakui dosa kita di hadapan Tuhan. Jari telunjuk selalu menuding pada orang orang lain. Dalam pandangan mata kita, orang sekitar kitalah yang selalu bengkok jalannya.
Mari kita merendahkan diri dihadapan Tuhan. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui apakah kita jalan kita sudah lurus atau belum. Akuilah dengan jujur dihadapan Tuhan apa yang sudah kita perbuat. Mengapa Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami ? Dalam doa Bapa Kami kita diajar untuk mengakui kesalahan kita mohon ampun dan mengampuni kesalahan orang. Itu berarti bahwa, kita semua tidak dapat menilai diri sendiri selalu benaar dan lurus. Berarti kita diajar untuk saling merendahkan diri dan mengampuni. Agar tercipta kerukunan dan kedamaian. Jangan menuding dosa atauu kesalahan orang lain. Sebab saat menunjuk dengan satu telunjuk, tiga jari lainnya menunjuk pada diri sendiri.
Biarkan Tuhan yang menguji setiap hati kita. Tugas kita adalah mengakui dan mohon ampun, serta mengampuni sesama.

No comments:

Post a Comment