Sunday 25 March 2012

‎6 Gangguan Mental Akibat Internet di Dunia

Internet telah membuat banyak orang menjadi “gila”. Ada orang yang lebih mencintai internet melebihi rasa cinta kepada pasangannya. Ada juga orang yang rela tidak tidur demi chating dan browsing. Ada anak yang lebih memilih internet daripada nasi. Dari orang dewasa hingga anak-anak memenuhi kedai-kedai internet, setiap harinya, kerana “kegilaan” terhadap internet.

Berikut ini adalah 6 ancaman gangguan mental saat kita sedang online:

1. Gangguan kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar pecah keluar di saat online – mengamuk kerana mudah tersinggung (Online Intermittent Explosive Disorder/OIED)

Orang yang mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam sebelumnya mereka boleh saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau komen-komen yang panas. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.

Kenapa hal itu boleh terjadi di Internet?

* Kebanyakan dari kita hanya boleh menahan hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin boleh membuahkan sebuah tinju ke wajah kita.
* Di Internet kebanyakan pengguna menyembunyikan identiti aslinya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati dan kemarahannya tanpa risau reputasinya yang buruk .
* Kerana pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat data dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.

2. Toleransi rendah terhadap kekalahan dalam forum (Low Forum Frustration Tolerance/LFFT)

Digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau penghindaran dari rasa sakit dengan segera. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.

Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingnya sangat sempurna. penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komen yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komen-komen selalu penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawapan yang akan mematahkan tanggapan itu.

Jika tidak ada yang memberikan komen, dia akan mengirimkan komennya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan tulisannya.

Kenapa hal itu boleh terjadi di Internet?

Kegiatan itu membuat kita menjadi tidak sabaran, kerana ingin segera melihat respon dengan dari pihak lain. Ketidaksabaran ini meminimalkan toleransi terhadap serangan yang menimbulkan ketersinggungan.

3. Munchausen di Internet – tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom)

Suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit.

Kenapa hal itu boleh terjadi di internet?

Sangat mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih mudah melakukannya di internet, kerana tidak ada seorang pun boleh memeriksa kebenaran fakta-faktanya

4. Gangguan kepribadian yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online (Online Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OOCPD)

Gangguan kepribadian jenis ini boleh dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komen, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprosesnya.

Kenapa hal demikian boleh terjadi di internet?

Dalam kenyataannya penderita OCPD merasakan ketakutan yang tidak logik terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia fikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.

Di Internet, setelah membaca setiap komen-komen, orang normal akan menderita nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya. Tidak sulit merasakan keinginan untuk melatih diri menggunakan bahasa yang benar

5. Low Cyber Self-Esteem (LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah (Seperti seseorang yang dibenci setiap orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya)

Di dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian perhatian.

Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.

Kenapa hal itu boleh terjadi di Internet?

Pencari perhatian mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri sendiri mendapatkan cukup ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya yang intropet melalui sinyal-sinyal yang dikirimnya via keyboard.

6. Internet Asperger’s Syndrome

Hilangnya semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang, disebabkan tanpa alasan selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah benda mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.

sindrom ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui bahwa anda terganggu. Ada bagian dari otak mereka yang rusak.

(Beberapa kes bunuh diri yang direkam dengan webcam – yang sebagian mungkin main-main – dan dipublikasikan di Internet. Untuk sekarang ini mungkin kita tidak yakin bahwa hal itu benar-benar terjadi, tetapi sebenarnya hanya masalah waktu.)

Kenapa hal itu boleh terjadi di Internet?

Orang yang melakukan semua komunikasi online mereka menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan kesan ada kerugian yang sama pada diri sendiri. Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal sudah hilang, begitu juga dengan empati. Maka hal yang anda beritahukan hanya kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah sekelompok kata-kata pada layar. Sekelompok kata-kata kecil yang tidak berarti.

Nah,tidak ada larangan untuk berinternet,akan tetapi berinternetlah dengan sehat, jagalah diri kita dan keluarga agar selamat dari sisi negatif internet.
jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh internet,tetapi kitalah yang harus mengendalikannya,dengan mengetahui batasan-batasan dan bertindak sesuai kewajaran dan tidak melebihi batas dalam ber internet.

No comments:

Post a Comment