Friday 6 April 2012

Ketaatan Yesus Kristus Kepada Kehendak Allah

Markus 14:32-42

Salib memberikan pesan bahwa Tuhan Yesus taat kepada kehendak Allah Bapa, bahkan taat sampai mati. Ketaatan seperti Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya itulah yang seharusnya menjadi teladan bagi kita.

Dalam kemanusiaan-Nya, Tuhan Yesus merasa takut dan gentar (14:33) untuk menjalani penderitaan yang akan Ia tanggung. Ketakutan itu menunjuk kepada adanya hal yang luar biasa mengerikan. Belum pernah Ia merasa begitu sedih seperti saat itu, seperti mau mati rasanya. Perasaan itu sangat menyiksa, namun Ia rela menerima-Nya. Hal ini terlihat dari doa-Nya: Walaupun Ia menginginkan agar cawan penderitaan itu tidak harus Ia minum, namun Ia berserah pada kehendak Bapa-Nya (14:36), padahal; penderitaan yang akan Ia alami, penyiksaan yang akan Ia terima, dan kematian yang harus Ia tanggung bukan karena dosa yang Ia lakukan. Ia menanggung dosa manusia. Sebagai Pengantara, Ia rela dan tunduk kepada kehendak Allah. Guncangan jiwa-Nya tidak membuat Ia menjadi labil. Perasaan dan emosi-Nya tidak terganggu. Ia tetap terarah sebagaimana seharusnya. Ia mengarahkan diri-Nya pada Allah melalui doa (14:35, 39).

Ketaatan Tuhan Yesus kepada kehendak Allah Bapa, yaitu ketaatan sampai mati, merupakan sebuah teladan bagi kita. Seringkali berbagai pergumulan hidup di dunia membuat kita merasa terdesak dan sulit untuk taat kepada Allah. Kita diingatkan bahwa walaupun sulit dan menuntut pengorbanan, kita harus belajar taat kepada kehendak Allah. Kunci agar kita bisa terus terarah kepada ketaatan seperti Kristus adalah selalu berdoa. Sama seperti Yesus taat kepada kehendak Allah, kita pun harus belajar taat kepada kehendak Allah dalam hidup kita. Doa akan menolong agar kita tetap terarah untuk taat kepada Allah. [MS]

Filipi 2:8
“Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan Diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

No comments:

Post a Comment