Friday 15 June 2012

TRUE LOVE..

“I love you”, ini adalah 3 kata yang tidak asing lagi di telinga kita, terutama di kalangan anak muda. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kata-kata ini sekarang sering diobral dan makna “love” sekarang menjadi semakin menurun nilainya. Apakah kasih hanya sekedar perasaan sesaat saja? Satu saat kita mengatakan “I love you” pada kekasih kita, tapi beberapa minggu, bulan, atau tahun kemudian kita berkata bahwa kita sudah bosan, atau kita sudah tidak mencintai orang tersebut lagi.

Sesungguhnya, bila kita ingin mengetahui tentang arti ‘kasih’ yang sesungguhnya, kita harus mempelajarinya dari Tuhan sendiri, karena “Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8b) dan saat kita memandang wajah Tuhan, kita sesungguhnya sedang memandang kasih. Yohanes adalah satu-satunya murid yang memandang wajah Yesus muka dengan muka di bawah kayu salib karena murid-murid Yesus yang lain tidak berani untuk berada dekat-dekat dengan Yesus karena takut disangka sebagai komplotan Yesus. Saat itu di kaki kayu salib, saat memandang kedua mata Yesus, Yohanes menemukan makna kasih yang sebenarnya karena apa yang telah dilakukan Yesus di kayu salib adalah ekspresi terbesar dari kasih.

Dampak yang dia rasakan dari pewahyuan mengenai kasih telah mengubahnya secara luar biasa. Dahulu Rasul Yohanes adalah orang yang temperamen, sombong, dan kasar, bahkan dia dijuluki sebagai anak guntur dalam Alkitab (Markus 3:17). Dulu saat ada orang yang mengusir setan di dalam nama Yesus, Yohanes mencegahnya karena merasa bahwa dia bukan pengikut Yesus (Lukas 9:49). Lalu saat orang Samaria tidak mau menerima Yesus, Yohanes berkata, "…Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"(Lukas 9:54). Akan tetapi, Yohanes yang tidak sabaran dan temperamen ini kemudian pada akhirnya disebut-sebut sebagai Rasul Kasih. Dia menulis banyak pengajaran menyangkut kasih. Bagaimana Yohanes bisa berubah sedemikian drastisnya? Tentu saja jawabannya adalah karena dia sudah menyentuh dan merasakan kasih Tuhan secara nyata.

Yohanes mengatakan “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:7-10). Yohanes telah mengikuti Yesus selama 3 tahun dan mungkin dia pada awalnya merasa bahwa dia telah mengasihi Tuhan, tetapi pada akhirnya Yohanes sadar bahwa bukan dia, melainkan Tuhanlah yang telah sungguh-sungguh mengasihinya. Mari kita bercermin pada diri kita. Mungkin kita sering berpikir bahwa Tuhan itu susah untuk ditemukan, mungkin kita sudah meluangkan waktu untuk saat teduh, tetapi kita merasa hambar dan merasa bahwa Tuhan tidak berbicara apa-apa pada kita. Mungkin kita lalu merasa berkecil hati dan berpikir bahwa Tuhan tidak terlalu tertarik dengan pergumulan-pergumulan kita. Ketahuilah bahwa pikiran seperti itulah yang Iblis kehendaki untuk kita miliki. Tetapi sesungguhnya, Tuhanlah yang terlebih mengasihi kita dan ingin meluangkan waktu dengan kita. Ia selalu menunggu kita karena Ia ingin mendengarkan kita. Dia lebih peduli pada Anda jauh dari apa yang bisa Anda bayangkan.

Bila Anda mempertanyakan kasih Tuhan, renungkanlah karya Yesus di salib untuk Anda. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Yesus telah memberikan nyawa-Nya untuk Anda! Seringkali kita menganggap hal ini biasa karena sudah terlalu sering mendengar hal ini, tapi coba renungkan hal ini baik-baik. Coba bayangkan bila Anda rela memberikan nyawa Anda untuk seseorang, pastilah tidak ada hal lain apapun yang Anda tidak rela berikan, bukan? Karena nyawa sungguh merupakan hadiah terindah yang dapat kita berikan pada seseorang. Jadi kesembuhan, promosi, damai sukacita, dan berkat lainnya bukanlah tolak ukur seberapa besar kasih Tuhan kepada kita karena tolak ukur yang sebenarnya adalah penyerahan nyawa-Nya bagi kita. Akan tetapi tentu saja Tuhan ingin memberkati kita dengan hal-hal yang membuat kita bahagia, namun itu bukan tujuan utama-Nya. Tujuan utama-Nya adalah memastikan bahwa kita memperoleh hidup yang kekal dan juga membentuk karakter kita sehingga menyerupai Yesus, oleh sebab itu Dia mengizinkan kita melalui proses-proses yang terkadang terasa berat dan sulit.

Healing Quote:
Tuhan tidak pernah berjanji bahwa langit akan selalu biru dan cerah, akan ada saat dimana hujan turun dan badai bergelora. Tetapi Dia berjanji bahwa tangan kasih-Nya akan selalu menopang tanpa berkesudahan. Pandanglah wajah Yesus dan rasakan kasih-Nya terhadap Anda di setiap pergumulan hidup Anda.

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.” (Yohanes 15:9)

No comments:

Post a Comment