Tuesday 20 March 2012

Susah Percaya ?

Percaya saja. Kedengaran sangat mudah. Tapi bagaimana kalau pada kenyataannya untuk percaya ternyata sangatlah susah? Itu yang menjadi pertanyaanku beberapa hari terakhir. Mengapa tidak semudah itu untuk percaya?

Dan hari ini aku merenungkan satu kenyataan yang indah tentang percaya.

Pada 1962, Rick Hoyt dilahirkan cacat karena pada saat lahir tali pusarnya mencekik lehernya sehingga otaknya kekurangan oksigen dan membuat koordinasi tubuhnya terganggu. Sejak lahir sampai dewasa ia tidak dapat berjalan, berbicara, dan seluruh gerak tubuhnya sangat terbatas atau bisa dikatakan hampir lumpuh total.
Kedua orang tuanya tetap menyekolahkan Rick di sekolah umum karena mereka mempercayai Rick adalah anak yang cerdas. Tetap bisa berpikir, meskipun dia tidak dapat berlari, tidak dapat berbicara, tidak dapat mandi sendiri, juga tidak dapat makan sendiri. Sampai akhirnya Rick lulus perguruan tinggi.

Pada saat berumur 18 tahun, Rick bertanya kepada ayahnya, apakah ia bisa mengikuti perlombaan lari sejauh 8 KM. Rick sangat ingin berlari. Ayah Rick, Dick Hoyt bukanlah seorang atlet pelari, tapi dia seorang ayah. Jadi Dick menempatkan Rick di kursi roda beroda tiga dan berlari mendorong Rick yang berada di kursi roda. Mereka mengikuti perlombaan lari bersama. Rick dan Dick Hoyt mendapatkan medali sebagai tanda mengikuti perlombaan sampai akhir. Setelah itu mereka tidak pernah berhenti mengikuti perlombaan.

Tidak ada satupun yang dilakukan Rick yang membuatnya mendapatkan medali. Bahkan untuk sekedar mengikuti perlombaan lari, ia tidak bisa. Ia sama sekali tidak bisa berlari! Hanya karena ayahnya, Dick, ia bisa mengikuti perlombaan lari dan mendapatkan medali.

Kita mungkin tidak mempunyai cacat tubuh seperti Rick Hoyt, tapi sesungguhnya seperti itulah gambaran kehidupan kita. Kita punya banyak luka masa lalu, kekuatiran akan hidup, dan segudang ketidakmampuan. Dan seringkali kita merasa tidak berdaya, menghadapi kehidupan, meraih mimpi, memenuhi harapan-harapan.

Aku sering berpikir bahwa kita sering merasa tidak mampu meski sebenarnya kita mampu. Tapi sekarang nyata bagiku bahwa sesungguhnya kita memang tidak mampu untuk menjalani kehidupan dan memperoleh kemenangan gilang gemilang di setiap bagiannya. Tapi, bukankah Tuhan berkata bahwa Dia datang supaya kita mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan?

Benar sekali. Kita akan mempunyai hidup dalam segala kelimpahan. Kemenangan dalam segala sisi kehidupan. Tidak cuma bisnis, tidak cuma pelayanan, tidak cuma sebagian dari kehidupan. Tapi seluruh sisi kehidupan. Keluarga, pekerjaan, pernikahan, pelayanan, semua yang tersebut di kehidupan adalah termasuk di dalamnya.

Yang perlu kita lakukan hanyalah percaya kepada Tuhan, seperti Rick Hoyt percaya kepada ayahnya untuk membawa dia berlari sampai garis akhir dan mendapatkan medali, meskipun ia sendiri tidak sanggup berlari sama sekali.

Demikianlah Tuhan membawa kita berlari pada garis kehidupan. Kita sama sekali tidak bisa, tapi Tuhan yang melakukan semuanya untuk kita. Menempatkan kita bersama-Nya, mendampingi kita, dan yang paling menakjubkan Tuhan berlari untuk kita sampai kita mendapatkan medali kemenangan.

Lalu kenapa kita, aku, masih susah untuk percaya? Karena kita tidak bisa duduk diam. Berusaha mencoba berlari dengan semua ketidakberdayaan kita, terseok-seok lalu jatuh, lalu berpikir kita memang tidak bisa mencapai mimpi kita, kita tidak seperti orang-orang lain yang begitu hebat, atau kita tidak punya iman yang cukup kuat untuk mencapainya.

Mudah sekali. Yang perlu kita lakukan hanya mempercayai Bapa untuk melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan. Seperti Dick Hoyt berlari untuk anaknya yang sama sekali tidak bisa berlari. Demikian Bapa membawa kita kepada keluarga yang harmonis, pernikahan yang bahagia, pekerjaan yang sukses, pelayanan yang memberkati, dan semua sisi kehidupan yang terlalu sulit dan mustahil bagi kita.

Setelah merenungkan ini, ternyata untuk percaya tidaklah sesulit yang aku pikirkan. Aku bisa percaya, karena bukan lagi bergantung pada kekuatanku, imanku, atau kemampuanku mengatasi masalah, Yesuslah yang melakukannya untukku.

Ya, percaya saja. Hanya itu yang perlu kita lakukan. Selebihnya, Tuhanlah yang melakukannya untuk kita.

No comments:

Post a Comment