Wednesday 27 June 2012

‎"Anjing dan Kucing"

Anjing dan Kucing merupakan binatang peliharaan yang disukai oleh manusia. Namun jika diperhatikan ada perbedaan sifat diantara keduanya. Kucing lebih terikat pada makanan dan tempat, sedangkan anjing lebih terikat kepada tuannya.

Ketika kucing menemukan rumah dimana dia mendapatkan tempat yang lebih nyaman dan yang lebih banyak, maka dengan mudah ia berpindah tuannya. Kucing lebih mengenali tempat tinggalnya, sedangkan anjing lebih mengenali tuannya.

Seringkali, apapun yang anjing alami dari tuannya, misalnya kurang diberi makan bahkan kurang kasih sayang, kalau anjing itu sudah lama ikut tuannya, maka dapat dipastikan ia akan tetap setia. Mereka berbeza dalam hal "kesetiaan" dan "balas budi".

Itu sebabnya orang sering mengatakan bahwa anjing adalah "man's best friend". Perbezaan sifat kucing dan anjing inilah yang kemudian diangkat untuk menganalogikan sikap hidup orang Kristian terhadap Tuhan. Dari sinilah lahir istilah "Theologi Anjing & Kucing", dimana kucing didefinisikan sebagai orang percaya yang mengutamakan hidup bagi diri sendiri, sedangkan anjing adalah orang percaya yang setia dan mengutamakan hidup bagi Tuhan.

Ada kisah nyata tentang seekor anjing yang ketika ditinggal mati tuannya, ia tetap setia menunggui tuannya pulang sampai akhirnya anjing ini juga mati disamping makam tuannya. Belum pernah ada kisah yang sama terjadi pada seekor kucing.

Mat 15:21-28 menceritakan Yesus pergi dari Genesaret menuju ke Tirus dan Sidon. Kota ini kemungkinan besar belum pernah melihat mujizat yang dilakukan oleh Yesus, karena ia belum pernah pergi kesana (Mat 11:21). Perempuan kanaan ini mungkin hanya mendengar tentang Yesus dari kabar yang berhembus pada saat itu.

Ketika perempuan ini berseru kepada Yesus, IA seolah tidak peduli dan diam saja (ayub 23), bahkan murid-murid menyuruhNYA mengusir perempuan itu, IA hanya menjawab murid-muridNYA mengenai pengutusanNYA kepada domba-domba israel. Waktu perempuan ini mendengarnya, dia datang menyembah Yesus dan tetap memohon.

Maka Yesus menjawabnya dan berkata bahwa roti itu hanya layak diberikan bagi anak-anak bukan untuk "anjing". Wanita ini berkata bahwa memang dia seperti seekor anjing, tetapi bukankah anjing juga boleh makan dan hidup dari remah-remah roti yang jatuh dari meja tuannya?

Perkataan wanita ini membuat Yesus kagum akan kebesaran imannya. Sebenarnya Yesus sedang menguji hati perempuan itu. Secara tidak langsung perempuan ini mengatakan bahwa dia seperti anjing yang selalu berharap kepada tuannya. Dan Tuhan memperhitungkan ini sebagai iman yang luar biasa!

Apakah kita juga memiliki kasih dan kesetiaan yang besar kepada Tuhan, seperti kesetiaan seekor anjing pada tuannya? Berbahagialah orang yang setia pada Tuhan!

Kesetiaan seseorang terbukti disaat ia tetap melekat pada Tuhan, meskipun jalan hidupnya berat.

No comments:

Post a Comment