Wednesday, 6 June 2012

SALING MEMBANGUN DAN MENJAGA

Galatia 6:1
"Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan"

Mazmur 144; Yohanes 4; 2 Samuel 15-16

Tuhan tidak ingin anggota tubuh-Nya hidup terisolasi; Ia ingin agar orang percaya hidup dan berfungsi sebagai sebuah keluarga yang saling mengasihi dan saling mempedulikan satu sama lain. Salah satu tanggung jawab kita sebagai bagian dari keluarga Allah adalah mendampingi saudara-saudara kita yang tersandung jatuh. Paulus secara spesifik menyebut mereka yang jatuh secara “rohani” harus didampingi dengan maksud untuk mengembalikan mereka dalam persekutuan Bapa dan keluarga Allah.

Orang yang “rohani” bukan berarti sekelompok pemimpin yang saleh, melainkan mengacu kepada setiap orang Kristen yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus. Elemen kunci dalam membawa seseorang yang jatuh untuk dipulihkan adalah peneriman dan kasih dari sesama orang percaya.

Roh yang lemah lembut : Ini bukan waktnya kekerasan, marah, penghakiman atau intimidasi. Tujuan kita bukan untuk menyakiti saudara-saudara kita dan membuatnya merasa bersalah, tetapi menunjukkan kasih dan pengampunan Tuhan (2 Korintus 2:5-8).

Roh kerendahan hati : Biasanya saat melihat seseorang jatuh, banyak orang merasa lebih superior dan berpikir “Saya tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama”. Tetapi tidak seorangpun yang kebal dengan pencobaan dan super power sehingga bisa menjamin dirinya tidak mungkin jatuh. Untuk itu kita perlu memiliki roh yang rendah hati, dan daripada menghakimi orang lain, waspadailah area-area kehidupan kita yang lemah.

Roh kasih : Ketika mengasihi sesama, kita akan berbagi beban. Hal ini membuat kita membuat sebuah investasi kekal dengan berbagi waktu, energi, dan doa bagi mereka.

Jadi, sebagai orang percaya kita harus memiliki tiga roh di atas sehingga kita dapat mendamping saudara-saudara kita yang saat ini sedang jatuh tersandung. Mari dengan penuh kasih kita doakan mereka, dan juga memberikan waktu dan hati untuk menguatkan mereka kembali.

Dari pada menghakimi saudara seiman yang jatuh, mari doakan mereka dan berikan waktu dan hati untuk menguatkan mereka.
Amin.

SIAPAKAH SAYA?

1. Saya adalah garam dunia (Matius 5:13)
2. Saya adalah terang dunia (Matius 5:14)
3. Saya adalah anak Allah ( Yohanes 1:12)
4. Saya adalah ranting dari pokok anggur yang benar sebuah saluran kehidupan Kristus (Yohanes 15:1,5)
5. Saya adalah sahabat Kristus (Yohanes 15:15)
6. Saya dipilih dan ditunjuk oleh Kristus untuk menghasilkan buah (Yohanes 15:16)
7. Saya adalah hamba kebenaran (Roma 6:18)
8. Saya adalah hamba Allah (Roma 6:22)
9. Saya adalah anak Allah; Allah adalah Bapa saya secara rohani (Roma 8:14,15; Galatia 3:26; 4:6)
10. Saya ini ahli waris bersama dengan Kristus, ikut menikmati warisan yang diperoleh Kristus (Roma 8:17)
11. Saya ini bait-tempat tinggal-Allah. Roh Allah dan kehidupan Allah ada di dalam saya (1 Korintus 3:16; 6:19)
12. Saya dipersatukan dengan Tuhan Yesus sehingga menjadi satu roh dengan Dia (1 Korintus 6:17)
13. Saya adalah anggota tubuh Kristus (1 Korintus 12:27; Efesus 5:30)
14. Saya ini ciptaan baru (2 Korintus 5:17)
15. Saya sudah diperdamaikan dengan Allah, dan saya ini dipercaya untuk melaksanakan pelayanan perdamaian (2 Korintus 5:18-19)
16. Saya ini anak Allah dan satu di dalam Kristus (Galatia 3:26,28)
17. Saya ini ahli waris Allah karena saya adalah anak Allah (Galatia 4:6-7)
18. Saya ini orang kudus (Efesus 1:1,2; 2 Korintus 1:2; Filipi 1:1; Kolose 1:2)
19. Saya ini buatan Allah – hasil karya Allah – yang diciptakan di dalam Kristus untuk melaksanakanNya (Efesus 2:10)
20. Saya ini sesama warga surga bersama dengan anggota lain dalam keluarga Allah (Efesus 2:19)
21. Saya ini tawanan Kristus (Efesus 3:1; 4:1)
22. Saya ini di dalam kebenaran dan kekudusan (Efesus 4:24)
23. Saya ini warga negara surga, sekarang ini saya sudah mendapat tempat disurga (Filipi 3:20; Efesus 2:6)
24. Saya ini tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah (Kolose 3:3)
25. Saya ini pertanyaan kehidupan Kristus sebab Kristus adalah kehidupan saya (Kolose 3:4)
26. Saya ini pilihan Allah, kudus dan sangat dikasihi (Kolose 3:12; 1 Tesalonika 1:4)
27. Saya ini anak terang dan bukan anak kegelapan (1 Tesalonika 5:5)
28. Saya ini mendapat bagian dalam panggilan surgawi (Ibrani 3:1)
29. Saya ini beroleh bagian dalam kehidupanNya (Ibrani 3:14)
30. Saya ini salah satu batu hidup Allah, yang di dalam Kristus sedang dipergunakan untuk membangun rumah rohani (1 Petrus 2:5)
31. Saya ini umat Allah yang terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus,dan umat kepunyaan Allah sendiri (1 Petrus 2:9-10)
32. Saya ini pendatang dan perantau di dalam dunia ini dan dunia ini hanya tempat tinggal saya yang sementara (1 Petrus 2:11)
33. Saya ini musuh iblis (1 Petrus 5:8)
34. Saya ini anak Allah dan saya akan menjadi serupa dengan Kristus pada waktu Ia datang kembali (1 Yohanes 3:1-2)
35. Saya dilahirkan dari Allah, si-jahat – iblis itu tidak dapat menyentuh saya (1 Yohanes 5:18)
36. Saya ini bukan ‘Aku adalah Aku’ yang maha besar itu (Keluaran 3:14; Yohanes 8:24,25,58), tetapi oleh karena kasih Allah, saya ada sebagaimana saya ada sekarang ini (1 korintus 15:10)

Monday, 4 June 2012

Pengetahuan Agama

Ramai orang menjadi fasih dalam bercakap tentang doktrin-doktrin agama Kristian, yang menunjukkan bahawa mereka berpelajaran tinggi dalam hal-hal teologi. Di internet ini adalah banyak forum debat agama, dan ramai orang Kristian boleh menjadi agak berpendidikan, menerangkan kebenaran Yesus. Selain itu, terdapat penulis-penulis yang agresif mendedahkan kepalsuan agama di seluruh bahasa walaupun menyindir, seperti samseng..

Berguna atau tidak secara agama, ia tidak menunjukkan bahawa anda seorang pengikut Yesus Kristus..

Kita hanya boleh dipanggil Kristian, jika kita hidup dalam kata-kata Yesus, di mana kehidupan seharian kita mencerminkan sifat-sifat Yesus sendiri. Yang merendah diri, lemah lembut dan penuh kasih.

Pengetahuan agama tidak menyimpan, tetapi tertakluk kepada Roh yang menghidupkan..

RENDAH HATI

Rendah hati berulang-ulang diingatkan sepanjang Alkitab. Mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru kita akan mendapati begitu banyak pesan Tuhan mengenai soal kerendahan hati ini. Mengapa harus demikian? Karena sepertinya ada tendensi orang mudah menjadi sombong ketika kehidupannya sukses. Tidakkah kita sering melihat orang berubah sikap ketika mereka sedang meningkat? Ada pula yang mengira mereka akan terlihat berwibawa dan berpengaruh jika mereka tampil angkuh atau terus omong besar. Jika hal ini kita lakukan, tidak saja kita akan dijauhi orang lain, tetapi kita pun akan bermasalah dengan Tuhan. Sikap rendah hati merupakan sebuah keharusan untuk dimiliki oleh anak-anak Tuhan.

Lihatlah salah satu dari sekian banyak janji Tuhan terhadap orang yang rendah hati. "Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (Mazmur 149:4). Keselamatan, itu sebuah anugerah yang terbesar yang bisa kita peroleh. Dan itu siap disematkan kepada kita apabila kita memiliki sebuah sikap rendah hati. Tapi seperti apa sebenarnya rendah hati itu? Apakah Alkitab menjelaskan kriteria rendah hati? Tentu saja.

Setidaknya ada 4 hal yang bisa kita lihat sebagai gambaran apa yang disebut dengan rendah hati menurut firman Tuhan.

1. Orang yang rendah hati memiliki kerelaan atau keberanian untuk mengakui kesalahan.
Ini merupakan hal yang sungguh sulit untuk dilakukan oleh sebagian besar orang. Rasa gengsi yang terlalu besar, takut kehilangan harga diri, takut disepelekan dan sebagainya ering membuat kita berat untuk meminta maaf secara terbuka. Padahal masalah kerelaan untuk meminta maaf merupakan hal yang sangat esensial di mata Tuhan. Sebab bagaimana mungkin kita bisa diampuni Tuhan apabila kita tidak mengakui dosa-dosa kita secara terbuka di hadapanNya? Firman Tuhan pun berkata: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Perhatikan bahwa Tuhan siap mengampuni dan menyucikan kita sesegera mungkin, tetapi diperlukan kerendahan hati kita untuk mau mengakui dosa-dosa kita.

2. Orang yang rendah hati mau diajar dan belajar.
Ada sebuah firman Tuhan berbunyi: "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." (Mazmur 25:9). Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa orang-orang yang rendah hati memiliki kemauan untuk diajar dan terus belajar. Jalan Tuhan terbentang luas di dalam Alkitab. Dan hanya orang yang rendah hatilah yang mau terus membenahi diri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Tuhan siap membimbing orang-orang yang mau mengakui kekurangannya dan terus belajar, membaca, meneliti, merenungkan, memperkatakan dan melakukan firman Tuhan. Bagaimana Tuhan mau mengajar orang yang merasa dirinya hebat, bahkan lebih pintar dari Tuhan? Bagaimana firman Tuhan bisa tertanam dan bertumbuh apabila firman itu jatuh di atas tanah yang keras berbatu? Keangkuhan akan merugikan kita sendiri. Dengan memiliki kerendahan hati berarti kita pun memiliki kesempatan untuk dibimbing secara langsung oleh Tuhan, karena kita memang selalu siap untuk terus belajar dan belajar lagi.

3. Orang yang rendah hati tidak sombong.
Tinggi hati atau sombong, angkuh, dan berbagai sinonim lainnya adalah lawan kata dari rendah hati. Artinya orang yang rendah hati tidak akan bersikap sombong, dan begitu juga sebaliknya. Dengan bersikap sombong bukan saja kita dijauhi orang lain, tapi Tuhan pun akan menjauhi kita, bahkan dikatakan menentang kita. "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6b). Mengasihani dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "gives grace, continually". Lihatlah bagaimana penghargaan Tuhan atas sikap rendah hati. Sebaliknya Tuhan sendiri akan menjadi lawan kita apabila kesombongan atau kecongkakan terus kita pertahankan dalam diri kita.

4. Orang yang rendah hati tidak mendahulukan kepentingan diri sendiri.
Ini juga merupakan poin penting. Bagaimana sebuah ikatan, persekutuan atau bentuk-bentuk perkumpulan lainnya bisa tetap kokoh apabila anggotanya terus menerus hanya mementingkan diri sendiri saja? Keangkuhan bisa membuat orang besar kepala dan lupa diri, sehingga menganggap diri mereka yang paling penting. Sebuah band musik bisa hancur seketika gara-gara sikap seperti ini, keutuhan keluarga bisa runtuh, begitu pula dengan persekutuan, organisasi atau ikatan lainnya. Orang yang rendah hati tidak akan bersikap demikian karena mereka akan memikirkan orang lain terlebih dahulu ketimbang kepentingan dirinya sendiri. Firman Tuhan berkata: "..Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:3-4). Sifat rendah hati mampu memunculkan sikap seperti ini.

Dari 4 hal di atas kita bisa melihat kualitas tinggi yang akan tampil apabila kita hidup dengan kerendahan hati. Karena itu tidaklah heran jika Tuhan pun meninggikan orang-orang yang memiliki sifat rendah hati, bahkan siap memahkotai dengan keselamatan. Bukan hanya keselamatan dari bahaya, sakit penyakit dan sebagainya, tetapi keselamatan jiwa yang kekal sifatnya, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan salvation. Itulah yang dimahkotai Tuhan kepada orang-orang yang rendah hati seperti yang bisa kita baca dalam Mazmur 149:4 di atas. Seharusnya kita ingat bahwa kita hanyalah berasal dari debu (Mazmur 103:14), dan semua yang kita miliki sesungguhnya berasal dari Tuhan. (Ulangan 8:14-18). Oleh karena itu, milikilah sifat rendah hati, teruslah ingatkan diri kita untuk itu, dan itulah yang akan menyenangkan hati Tuhan.

"Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 16:5)
Amin.

Hidup untuk apa?

Apa tujuan hidup Anda? cobalah sejenak memikirkan, merenungkan, dan menggumuli pertanyaan itu. Itu penting agar hidup kita tidak seperti layangan putus, terombang-ambing.

Tuhan menciptakan dan memberi kita hidup, tentunya tidak sekedar untuk mati. Pasti ada misi bagi kita. Ada dua misi, yaitu misi individual dan misi universal. Misi universal yang berlaku bagi semua orang percaya adalah menjadi garam dan terang dunia.

Garam dapat mencegah pembusukan daging dan memberi cita rasa pada makanan. Orang romawi dulu bahkan menganggap garam sebagai benda paling bersih dan jernih, karena berasal dari dua benda yang juga paling bersih dan jernih, yaitu matahari dan laut. Karena itu, garam selalu dihubungkan dengan kemurnian.

Adapun Terang memampukan kita untuk membedakan jalan yang benar dan salah. Terang juga dapat menjadi alat penyelamatan. Dan banyak lagi manfaat terang. Bahkan sesungguhnya, tapa terang dunia, tidak akan pernah ada kehidupan.

Itulah misi kita yang sesungguhnya, menjadi garam dan terang. Apakah orang-orang di sekitar kita betul-betul bersyukur dengan kehadiran kita? Pertanyaan ini baik menjadi bahan intropeksi kita, untuk menilai sejauh mana kita sudah mengemban misi kita.

Ada seorang yang sejak muda sangat gigih untuk mengejar keberhasilan. Dan betul, ia berhasil. Ia tidak saja menjadi orang sangat kaya, tapi juga pandai dan punya jabatan tinggi. Semua orang terkagum-kagum dengan kesuksesannya. Tetapi, ketika ia sudah tua dan pensiun, ia menengok kehidupan yang sudah ia jalani, dan merasa sangat hampa. "Semua itu seperti usaha menjaring angin," katanya mengutip kitab Pengkhotbah, "sia-sia di atas segala kesia-siaan."

Kita semua pada dasarnya sedang menunggu giliran untuk bertemu dengan kematian. Hari ini si Polan, kemarin si Pulin, besok entah siapa lagi. Suatu saat akan tiba giliran kita. Entah kapan, tetapi pasti. Pertanyaannya, apa yang akan dikenang orang ketika kita tiada? Akankah kita hilang dan dilupakan?

Ada cerita tentang seorang pria yang mempunyai 4 istri. Suatu saat pria itu sakit parah, dan sudah hampir mati. Ia ingin istrinya menemani sampai pada kematiannya. Maka, dipanggillah istri ke empat, wanita yang cantik jelita dan seksi. "Istriku, aku akan mati. Temani aku, sampai aku mati," pintanya.

"Menemanimu sampai mati? Tidak, aku tidak mau," jawab si istri sambil pergi tanpa menoleh lagi kepadanya.

Istri ketiga dipanggil, wanita dengan berpenampilan modis dan trendi. Permintaan yang sama dia ajukan. "Apa? Menemanimu sampai mati?" sahutnya. "Tidak mau. Lebih baik aku menikah lagi."

Istri kedua dipanggil, wanita berpenampilan biasa. Kepadanyalah sang suami sering meminta pendapat tentang berbagai hal. "Istriku, tak lama lagi aku akan mati, aku ingin sekali kamu ikut denganku," pinta si suami.

"Aku tidak bisa sekalipun aku mau," jawab si istri. "Aku hanya bisa menemanimu sampai lubang kubur."

Terakhir, Istri pertama, wanita sederhana. Permintaan yang sama diajukan padanya, "Suamiku," jawab sang istri. "Tidak usah khawatir. Tanpa kamu minta, aku akan menyertaimu selamanya, bahkan sampai pada kematianmu."

Pada dasarnya, kita memiliki empat "istri". Yang pertama, tubuh jasmani kita. Betapa pun baiknya kita menjaga dan merawatnya, tubuh jasmani akan meninggalkan kita, hilang tanpa bekas. Yang kedua adalah kekayaan dan jabatan. Ketika meninggal, kita tidak akan membawanya serta, dan justru akan beralih keorang lain. Ketiga adalah teman-teman, kerabat dekat, dan keluarga kita; seberapa pun besarnya kasih sayang mereka kepada kita, mereka hanya bisa mengantar kita sampai ke lubang kubur, tidak lebih. Yang keempat adalah iman dan karya kita selama hidup didunia, yang akan menyertai kita sampai mati.

Maka, benarlah kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedang manusia mati meninggalkan karya; Karya untuk Tuhan dan sesama. Dengan menjadi garam dan terang dunia; kita dapat membuat dunia ini lebih baik.

Mari kita lihat dan belajar dari cerita dalam ALKITAB ini:

"Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa.dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya."-KISAH PARA RASUL 4:23-30

1):adapun kumpulan orang percaya..orang percaya siapakah orang yang "percaya"dimaksudkan dalam ayat tersebut? mereka yang percaya bahawa yesus kristus adalah Tuhan dan juruselamat mereka yang telah disalibkan untuk hapuskan segala dosa-dosa manusia seluruh dunia ini...

apa yang mereka lakukan?:" mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama"

apa yang mereka dapat dari Tuhan?:" kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka"

tidak kira saudara berada dimana saat ini,dirumah,tempat kerja,gereja,kalau saudara dapat lakukan seperti kisah para rasul ini..saya yakin dan percaya..hidup saudara tidak akan kekurangan mala hidup saudara akan berlimpah-limpah dengan kasih karunia dari Tuhan kita yang Maha Kasih...Kalau saudara adalah anak Tuhan yang benar..HIDUPLAH DALAM KASIH TUHAN.tanpa minta balasan atau pujian dari manusia..tapi minta balasan KASIH dari TUHAN YANG MAHA KASIH DAN KUDUS!

FIKIR-FIKIRKANLAH DAN RENUNG-RENUNGKANLAH
TUHAN YESUS KRISTUS TUHAN KITA MEMBERKATI SAUDARA SEKALIAN.AMIN!

Kadangkala Hidupmu Menangis


Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu. Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !! Bangkitlah !!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. Demikian juga dirimu, kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil. Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain ?

Bukankah AKU sudah menyediakan suksesmu sendiri ? Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya.

Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air...selalu mengalir...melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.

Anak-Ku...jangan mau dikalahkan oleh keadaan...tetapi kalahkan keadaaan !!
Anak-Ku yang terkasih...jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik.
Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman.
Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah untuk itu kau hidup? Untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU ?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.
Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik.

AKU selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.
AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.
AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!

Ayah yang selalu mengasihimu,

YESUS

Saturday, 2 June 2012

‎*JANGAN TERMENUNG*

Efesus 5:17
"Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 29; Filipi 1; Ayub 38-39

Sebagai orang-orang yang percaya, kita tahu bahwa doa adalah saluran komunikasi manusia dengan Allah. Namun, tidak semua orang yang berdoa meyakini apa yang mereka panjatkan. Mereka terlalu banyak membingungkan apakah doa saya sudah sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak. Mereka berkata, "Wah, aku pasti tidak dapat berharap Tuhan akan berbuat sesuatu untukku jika itu diluar kehendak-Nya." Dan mereka benar sendiri.

Seharusnya kita tidak usah membuang waktu berdiri dalam kebingungan. Allah telah memberikan firman-Nya kepada manusia dan kita semua bisa membacanya setiap hari bila kita mau melakukannya. Dari sinilah kita dapat menemukan apa kehendak Tuhan bagi kita.

Tuhan telah membuat beberapa perjanjian khusus dalam firman-Nya dan Dia berkehendak untuk memenuhi setiap janji itu dalam hidup Anda. Malah sebenarnya, janji-janji itu dijamin oleh suatu kontrak yang telah ditandatangi dalam darah Yesus.

Alkitab adalah warisan terakhir dari Yesus Kristus. Itu adalah catatan dari apa yang Anda dapatkan di bumi ini dan di kehidupan mendatang dan tindakan paling cerdas yang dapat Anda lakukan ialah memahami isinya. Jangan biarkan Alkitab tergeletak di meja Anda lalu menangis di lantai sambil berseru, "Tuhan, Tuhan, aku sedang mencari kebenaran."

Ambillah Alkitab dari meja itu lalu selidikilah hal-hal yang menjadi milik Anda! Berubahlah jika memang firman-Nya berkata seperti itu. Dengan melakukannya, Anda sedang menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan.

Dia tidak pernah berubah. Alkitab menyatakan Allah tetap sama kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya.

Kehendak-Nya juga demikian. Jadi, janganlah membuang waktu Anda untuk termenung memikirkan apakah doa-doa Anda sesuai dengan kehendak-Nya.

Bacalah firman Tuhan dan jadikan itu sebagai landasan doa karena dengan begitu, Anda dapat memastikan jawaban doa-doa yang dipanjatkan yang akan datang.

Orang yang tinggal dalam Firman Tuhan selalu hidup dalam kepastian.

DARI BIASA MENJADI LUAR BIASA

Efesus 3:14-21

"Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita," Efesus 3:20

Banyak dari kita yang berpikir Tuhan hanya memakai orang-orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau pintar, kaya dan kuat saja untuk Ia pakai sebagai kemuliaanNya. Lalu, kita yang merasa diri sebagai orang yang biasa-biasa saja dan tidak punya sesuatu yang bisa dibanggakan, menjadi rendah diri dan merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Perhatikan ayat ini: "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:27-29). Justru orang-orang yang dipandang sebelah mata oleh dunia dan orang-orang "biasa" dapat dipakai Tuhan secara ajaib, karena "...Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan," Jadi kita pun dapa melakukan perkara-perkara besar dan ajaib asal kita percaya bahwa Tuhan sanggup memakai hidup kita menurut kuasaNya.

Tokoh-tokoh besar seperti Abraham, Musa, Daud, Gideon, Yosua dan lain-lain adalah orang-orang biasa yang dipakai dan diurapi Tuhan menjadi orang-orang yang luar biasa. Tuhan tidak mencari orang-orang yang mampu, kuat atau pintar, tetapi Dia mencari orang yang mau, yaitu mau untuk diproses dan dibentuknya menjadi bejanaNya yang mulia dan berharga. Saat ini Tuhan sedang mencari orang-orang yang mengasihi Dia dengan sungguh, memiliki hati yang benar dan memiliki tekad untuk memberi yang terbaik bagiNya. Manusia melihat penampilan luar seseorang dan apa yang terlihat secara kasat mata, tetapi Tuhan melihat hati (baca 1 Samuel 16:7).

Jika saat ini Tuhan memilih dan mengurapi kita menjadi alatNya, itu semata-mata karena anugerahNya. Karena itu jangan ada yang membanggakan diri atau menyombongkan diri. Tidak ada alasan sedikit pun bagi kita untuk bermegah.

Tetaplah rendah hati dalam pelayanan, jangan sekali-kali mencari hormat pujian manusia, karena segala pujian, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja!

‎* MENGELUH *

Pertanyaan:

"Mengapa orang hidup mengeluh?" (Rat.3:39a)

Dalam setiap cobaan, orang selalu saja mengeluh bahkan tidak jarang menjerit, lalu putus asa; tragisnya bunuh diri karena cobaan tdk kunjung berhenti. Tidak sedikit juga orang menyalahkan dan menuduh Tuhan sebagai sumber cobaan.
Sadar atau tidak sadar, kitalah yang kerap mengundang cobaan datang dalam kehidupan kita. Melalui tingkah-laku, perbuatan, dan perkataan kita yang tercela, kita mengundang cobaan. Cobaan membuat kita menderita. Kita menderita karena perbuatan kita sendiri. Itulah keadaannya. Lingkaran setan!
Jadi cobaan datangnya bukan dari Tuhan, seperti yang dituduhkan oleh orang-orang fasik itu.
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yak. 1:13~15)

"Biarlah setiap orang mengeluh karena dosanya!" (Rat. 3:39b)